Dari sembilan kabupaten di Kalimantan Selatan yang dilanda banjir hingga 30 April 2010, tercatat tanaman padi yang tenggelam seluas 14.990 hektare dan sebanyak 3.448 hektare di antaranya puso. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan, Ir H Yohanes Sriyono, Senin (10/5).
Selain tanaman padi yang puso seluas 3.448 hektare itu, kata Sriyono, khusus di Kabupaten Banjar juga terdapat sekitar 60 ton persemaian petani yang tenggelam akibat banjir dan sekitar 17,5 ton yang puso.
Dia mengakui dari sekitar 3.448 hektare tanaman padi yang puso akibat banjir 2010 tersebut, terbanyak berasal dari Kabupaten Banjar mencapai 1.122 hektare, sedangkan dari Kabupaten Tanah Bumbu seluas 1.100 hektare.
Selain itu, dari Kabupaten Tapin seluas 434 hektare, di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), kurang dari satu hektare yang puso, tetapi persemaian padi yang tenggelam dan puso mencapai 630 kilogram atau setara 20 hektare.
Selanjutnya, dari Kabupaten Barito Kuala (Batola), luas lahan tenggelam 445 hektare dan puso seluas 95 hektare, di Kabupaten Balangan padi yang tenggelam mencapai 1.410 hektare dan satu hektare yang puso, di Kabupaten Tabalong luas lahan pertanian yang terendam mencapai 665 hektare.
Bagi petani yang lahan pertaniannya puso akibat banjir, kata Sriyono, untuk penanganan sementara apabila di daerah itu ada bantuan langsung benih unggul (BLBU), bisa digunakan dalam rangka perbaikan padi yang puso.
Namun demikian, katanya, apabila ternyata di lokasi yang terkena banjir itu tidak ada bantuan langsung benih unggul, maka jika memungkinkan ditangani pemerintah kabupaten setempat, kecuali jumlahnya tidak mampu ditangani sendiri oleh daerah.
Dia menjelaskan guna membantu petani yang terkena musibah banjir kali ini, telah disepakati bantuan akan ditanggung bersama antara Pemerintah Kalimantan Selatan dengan kabupaten yang petaninya terkena banjir.
Bantuan benih padi bagi petani untuk penanganan di lokasi banjir itu, lanjutnya, harus menggunakan benih varietas unggul nasional yang usianya pendek, mengingat saat ini telah ada keterlambatan tanam.
KHAIDIR RAHMAN