Menurut Wahyudi, untuk meningkatkan rendemen tebu, petani diminta memperbaiki pola tanam, terutama karena perubahan pola cuaca. Penanaman tebu harus dilakukan lebih dini sehingga ketika tiba masa tebang cuaca sudah memasuki musim kering.
Dia mengingatkan bahwa rendahnya rendemen mempengaruhi kwalitas gula yang diproduksi, yang juga akan berpengaruh pada harga beli tebu petani oleh pabrik. “Kalau rendemennya rendah, tidak mungkin pabrik membeli dengan harga tinggi,” ujarnya.
Untuk mendorong petani melakukan penanaman lebih awal, Kamis hari ini PG Tjoekir membagikan bibit tebu secara gratis untuk 100 hektare lahan tebu. Dengan demikian, kata Wahyudi, petani sudah bisa mulai menanam pada Mei ini.
Wahyudi menjelaskan, untuk bantuan bibit tersebut pihak PG Tjoekir mengeluarkan dana Rp 400 juta. Sehingga untuk setiap hektare senilai Rp 4 juta. ”Ini kami lakukan untuk meningkatkan kualitas gula nasional agar tidak kalah bersaing dengan produksi gula di negara lain,” ucapnya. MUHAMMAD TAUFIK.