TEMPO Interaktif, Makassar - Usia Andini masih tiga bulan. Tapi di usia sebelia itu ia sudah harus menempuh perjalanan darat dan laut semalaman dari Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara ke Makassar. Perjalanan itu pastilah semakin berat buat si bayi malang karena kepalanya kian membesar didera penyakit hydrocephalus.
Ditemui Tempo siang tadi di salah satu kamar di kantor Radio Suara Celebes FM, Dini terlihat tenang. Tak ada suara. “Dia tidak rewel,” kata ayah Sabaruddin. Sabar berkisah, ia bersama istrinya Mawar tiba di Makassar dua hari silam untuk mencari pengobatan.
Sejak lahir, kata dia, kepala Andini memang kelihatan lebih besar dari pada ukuran lazim kepala bayi yang baru lahir. Kini, kepalanya lebih besar ketimbang ukuran kepala orang dewasa. Alis matanya tertarik ke atas, dan urat-urat kepalanya juga timbul dan terlihat jelas.
Menurut Mawar, tanda-tanda kalau Dini bakal terkena penyakit sudah dirasakannya sejak hamil. “Perut saya selalu terasa sakit di sebelah kanan,” kata dia. Namun, saat putri kelimanya itu lahir 28 Desember tahun lalu dan terbukti hydrochepalus, keluarga ini tidak punya biaya untuk mengobati si buah hati.
Padahal, hydrochepalus yang disebabkan tersumbatnya aliran cairan otak di dalam tempurung kepala bayi ini sangat berbahaya. Sebab, cairan tersebut terus diproduksi otak dan memenuhi tempurung kepala.
Barulah pada awal bulan ini dengan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dipegangnya, Dini dibawa ke Puskesmas Kabupaten Muna, lalu dirujuk di Rumah Sakit Umum Kota Bau-Bau. “Dari situ kami dapat surat rujukan ke Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,” kata Sabar.
Saat tiba di Rumah Sakit Wahidin dua hari lalu, Dini tak diterima karena masalah administrasi. “Dalam surat rujukan tertera permintaan orang tua. Ini yang dipermasalahkan,” kata Sabar. Beruntung, saat di sana, ia bertemu dengan Ida yang menawarkan bantuan dan tumpangan menginap.
Ida adalah anggota Komunitas Peduli Kota Makassar Suara Celebes FM. Di rumah Ida, Sabar sekeluarga menginap dua malam. “Bersyukur kami bertemu Ibu Ida. Padahal saat itu, kami sudah berencana ke pelabuhan untuk pulang kampung saja,” ucap Sabar.
Dari sini ia dibawa ke kantor Radio Celebes itu agar dikabarkan ke calon donator. Setelah penyebaran informasi melalui radio, seorang dokter ahli bedah saraf dari Ratulangi Medical Centre bernama Willy menyatakan bersedia menangani Dini.
“Ini atas nama kemanusiaan. Belum tahu nanti akan dibawa ke rumah sakit mana. Tapi dokter Willy bilang bersedia membentuk tim menangani Andini,” kata Humairah dari Radio Celebes. Sore ini rencananya Andini akan dibawa ke Ratulangi Medical Centre.
SUKMAWATI