Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Tua Bercerai, Dulmatin Diasuh Kakeknya Yang Kaya Raya  

image-gnews
Amerika Serikat memasang hadiah bagi siapapun yang bisa menunjuk buronan teroris mereka. Salah satunya adalah Dulmatin, perakit sistem kelistrikan bom yang diledakkan di Bali pada 2002 dan menewaskan 202 orang. (Foto: rewardsforjustice.net)
Amerika Serikat memasang hadiah bagi siapapun yang bisa menunjuk buronan teroris mereka. Salah satunya adalah Dulmatin, perakit sistem kelistrikan bom yang diledakkan di Bali pada 2002 dan menewaskan 202 orang. (Foto: rewardsforjustice.net)
Iklan

TEMPO Interaktif, Pemalang -Bangunan tua di selatan jalan raya Petarukan yang berhadapan dengan bekas gedung bioskop di yang kini menjadi tempat tinggal sekaligus sanggar senam aerobik itu tampak rapuh oleh memudarnya cat. Lalu lalang arus jalan pantai utara dari Jawa Tengah menuju Jakarta di depan rumah, seakan tak memperdulikan kalau rumah tersebut menjadi saksi kelahiran orang yang selama ini paling dicari oleh Densus 88 Mabes Polri.

“Ia memang dilahirkan di rumah ini, namun pindah setelah kedua orang tuanya cerai,” ujar Haji Abu Bakar Sovie, paman Dulmatin alias Amar Usman atau Joko Pitono, yang kini menempati rumah tersebut.

Menurut dia, Dulmatin dengan nama kecil Joko Pitono terpaksa mengikuti kakeknya Raden Rahmat Haji Sovie, saat ibunya menikah lagi ketika usianya menginjak lima tahun. Joko Pitono saat itu diasuh kakek dan neneknya yang dikenal memiliki banyak tempat tinggal dan menjadi orang terkaya di Kabupaten Pemalang kala itu.

“Ia ikut mbah dan menempati rumah di jalan Semeru, Kelurahan Mulyoharjo Pemalang kota atau sering disebut sebagai kampung Arab,” ujar Abu Bakar, saat ditemui Tempo, Kamis 11 Maret lalu.

Abu bakar sendiri kurang mengetahui karakter Joko Pitono saat kecil, hal ini disebabkan oleh banyaknya kesibukan yang dilakukan oleh keluarga besar Sovie dalam mengolah bisnis pertanian, perkebunan dan sejumlah gedung bioskop.

Kakek Pitono sendiri seorang keturunan Arab yang meninggalkan limpahan warisan areal pertanian, perkebunan maupun sejumlah gedung pertunjukan di Kabupaten Pemalang. “Keluarga kami menanamkan kemandirian ekonomi untuk jalan ibadah juga dalam memilih profesi, jadi ya sibuk semua” ujar pria 64 tahun yang masih suka bermain musik di salah satu bekas gedung bioskop hasil warisan ini.

Kesibukan ini membuat Joko Pitono bersama saudaranya tak menetap dalam asuhan orang tua, mereka sering bergantian mengujungi kedua orang tuanya yang telah bercerai. Saat liburan ia ikut ayahnya Usman di kampung Loning yang masih wilayah kecamatan Petarukan untuk mengarap lahan pertanian, namun dalam kesempatan lain ia ikut ibunya Masniyati yang menikah kembali dan membuka usaha toko kelontong di belakang pasar Petarukan.

Kondisi ini menjadi hambatan untuk menelusuri kehidupan Amar saat kecil. Upaya Tempo mencari keterangan sejumlah tetanga maupun teman sepermainan saat mengunjungi rumah tua di jalan semeru Mulyoharjo kampung Arab Pemalang kota yang selama ini paling banyak menyisakan kehidupan kecil amar tak tercapai.

Rumah tersebut tertutup rapat, begitu pula kawan semasa kecilnya sulit ditemui, sejumlah tetangga pun mengaku hanya dengar nama Joko Pitono pada waktu lampau jauh. “Sekarang ditempati salah seorang tantenya yang sudah sepuh (tua),” ujar salah seorang tetangga yang enggan menyebutkan namanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi yang hampir sama juga terjadi di kampung Petarukan, sejumlah sumber yang ditemui Tempo mengaku tak ada yang menjadi teman dekat. Meski begitu rata-rata mereka menilai Pitono anak yang baik dan tak banyak tingkah. Bahkan mereka tak menyangka kalau Dulmatin yang disebut-sebut sebagai pentolan teroris dan ditembak mati di daerah Pamulang Banten adalah Amar alias Joko Pitono.

"Ia anak santun, giat ibadah dan tak banyak merepotkan orang tua. Itu aku ketahui saat ia masih duduk di SMP,” ujar Umar Azis 43 tahun, seorang tetangga yang rumahnya berjarak kurang dari 500 meter dari kediaman Pitono .

Menurut dia, Pitono sering mengikuti kegiatan di masjid jami yang dekat rumah yang kini ditempati pamanya. “Ia sering membawa buku untuk mencatat materi pengajian yang diadakan oleh IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah),” ujar Umar mejelaskan. Bahkan kegiatan ibadah jamaah dilakukan setiap waktu sholat. “Ini kan jarang dilakukan oleh anak seusia dia saat itu,” katanya.

Keyakinan yang sama juga diakui Agus Khumaidi, yang mengenal Dulmatin dengan nama Amar Usman saat sama-sama menggarap sawah di kampung Loning. Selain santun dan menghargai orang lain, Amar dikenal tegas dalam bersikap. Hal ini ia ketahui saat program intensifikasi tebu rakyat yang memaksa petani setempat untuk menanam tebu oleh pemerintahan orde baru.

“Amar secara tegas menolak meski diintimidasi oleh Koramil, ia rela tanahnya tak ditanami tebu karena dinilai merugian petani Loning yang lahanya tak cocok untuk tebu,” katanya.

Halnya Umar, Agus juga masih belum percaya atas matinya amar yang dituduh sebagai salah seorang otak teroris di Indonesia. “Aneh saja, karena dulu sikapnya tak konservatif maupun bicara extrem,” ujar dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan ini.

EDI FAISOL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.


Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Seorang polisi berjaga di depan Balai Kota setelah dua penyerang menyandera lima orang di Gereja Saint-Etienne-du -Rouvray, Normandy, Prancis, 26 Juli 2016. Ini merupakan serangan teroris kedua di Prancis selama bulan Juli. REUTERS/Pascal Rossignol
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.


JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto
JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.