TEMPO Interaktif, GARUT - Ribuan warga yang berada di 38 kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, rawan tertular virus avian influenza atau flu burung. “Hanya empat kecamatan seperti Cisewu, Bungbulang, Talegong dan Cibalong saja yang terbebas dari penularan flu burung,” kata Kepala Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dede Rohmansyah di Garut.
Menurut Dede, ancaman penularan virus ini disebabkan semakin meluasnya tingkat kematian unggas. Daerah yang dianggap rawan itu juga memiliki riwayat positif terjangkit virus H5N1. Apalagi virus mematikan itu dapat bertahan hidup selama empat hari, karena suhu di daerahnya sekitar 24 derajat celcius.
Selain itu, penularan virus juga diakibatkan oleh kultur masyarakatnya yang biasa memelihara unggas seperti ayam. Binatang peliharaan ini, masih dianggap sebagai investasi untuk menutupi kebutuhan hidupnya. “Makanya tidak aneh, ayam yang disembelih itu rata-rata yang tidak sehat saja,” ujarnya.
Berdasarakan catatannya, kata Dede, sejak tahun 2006, kasus positif flu burung yang menyerang manusia terdapat lima kasus. Empat orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan penderita suspect flu burung terdapat 49 kasus, lima diantaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat veteriner, Dida K Endang, menyatakan daerahnya merupakan endemis flu burung. Berdasarkan catatannya, sedikitnya terdapat 75 kasus positif flu burung dengan kematian unggas sebanyak 2.893 ekor. Penyebarannya terjadi di 48 desa yang berada di 38 kecamatan.
Menurut Dia, maraknya kematian unggas itu diakibatkan oleh rendahnya partisipasi masyarakat. Banyak diantara warga yang masih membuang bangkai ayam di kolam dan sungai. Sehingga memudahkan virus menular ke binatang lainnya dan manusia. “Pola hidup bersih dan sehat di masyarakat juga masih kurang,” ujarnya.
Virus flu burung di kabupaten Garut, muncul pada tahun 2006 lalu. Kasus pertama terjadi di Kecamatan Cikelet. Kasus ini biasa terjadi di daerah yang lingkungannya tergolong kumuh.
Dida menyatakan, untuk mengantisipasi semakin merebanya virus flu burung, pihaknya saat ini tengah melakukan sosialisasi. Selain itu juga pihaknya menyiapkan 350 liter cairan disinfektan dan empat dokter hewan.
SIGIT ZULMUNIR