TEMPO Interaktif, Bekasi - Peminat donor hati untuk Bilqis, Muhammad Syaiful, 27 tahun, meminta tim dokter melakukan operasi transpalansi. Dia sukarela memberikan hatinya karena tidak ingin Bilqis menghabiskan waktunya di rumah sakit.
"Tim dokter seharusnya sudah memulai memeriksa saya untuk operasi transplansi," kata Syaiful kepada Tempo, Ahad (7/2).
Syaiful merupakan satu dari beberapa peminat donor hati untuk Bilqis Anindya Passa, 17 bulan, yang menderita sakit atresia billier (gangguan saluran empedu) dan dirawat di RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Syaiful tergerak mendonorkan hatinya setelah melihat tayangan di televisi, menampilkan derita Bilqis. Dia lantas mencari nomor telpon orangtua Bilqis, dan menyatakan keinginannya memberikan hatinya cuma-cuma.
Syaiful mengaku memiliki jenis darah yang sama dengan Bilqis, yaitu AB. "Hampir setiap hari saya kirim pesan singkat ke orangtua Bilqis menanyakan kapan bisa operasi, katanya masih menunggu tim dokter yang akan melakukan operasi dari Singapura," kata dia.
Syaiful cukup yakin memberikan hatinya. Dia juga sadar, konsekuensi yang akan dialami cukup besar jika hatinya dicabut. Seperti daya tahan tubuh menurun, dan mudah terserang virus atau penyakit.
Namun bekas anak buah kapal angkut bahan bakar di wilayah Papua itu, tidak merasa takut. Dia mengaku telah meminta restu dari istrinya Eka Yulidar, 28 tahun, dan keluarganya. "Semua orang-orang dekat saya setuju," katanya. Kini, Syaiful masih menunggu. Dia siap naik meja operasi jika sewaktu-waktu hatinya akan diangkat dari tubuhnya.
HAMLUDDIN