Dinas Peternakan menemukan 2.695 ekor ayam buras mati. Kasus itu tersebar di 52 kecamatan pada 10 kabuapten yakni Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Sepanjang 2009 hanya terdapat 170 kasus flu burung yang menyebabkan 5.528 ekor ayam buras mati dan tersebar di 21 kabupaten/kota. Hanya kota Cirebon, Bekasi, Sukabumi dan Banjar yang tidak melaporkan adanya kasus Avian Influenza atau AI pada unggas.
Lonjakan temuan itu karena perubahan perlakuan hasil uji cepat atau rapid test untuk virus AI.Sebelumnya prosedur penanganan flu burung pada unggas baru dilakukan setelah hasil uji biologi molekuler atau PCR mendapatkan hasil postif untuk virus AI. “Kami tidak mau ambil resiko,” katanya.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Peternakan Jawa Barat Sri Mudjiatiningsih, perubahan perlakuan itu menjadi kesepakatan bersama FAO yang menggelar program Partisipatory Diseases Surveilance And Response di desa-desa. Lonjakan, juga disumbangkan oleh hasil Rapid Test AI untuk kasus kematian mendadak unggas. “Bagaimanapun Rapid-Test positif harus diwasapadai karena ada kasus aktif yang sedang berkembang,” kata Sri.
Sri menguraikan, prosedur yang disepakati, kasus rapid test positif langsung diberlakukan sebagai kasus positif AI. Prosedur biosecurity dan vaksinasi digelar, dan keputusan depopulasi diambil jika hasil uji PCR menyebutkan hasil positif AI.
Dinas Peternakan baru bisa memastikan 3 dari 70 kasus Rapid Test postiif yang benar-benar positif terjangkit virus AI lewat uji PCR. Dua kasus pertama di Bandung Barat yakni Desa Karyawangi Parongpong, serta Desa Cipada Kecamatan Cisarua. Satu kasus di Pasirwangi, Garut. Total unggas peliharaan yang mati ada 145 ayam.
Sri mengatakan, sisanya mayoritas tidak bisa dipastikan karena daerah yang menemukan kasus itu tidak mengirimkan sampel yang akan diuji lewat metode PCR. Sebagian lagi, diakuinya, kematian dipastikan disebabkan penyakit New Castle Disease atau ND. “AI dan ND itu kadang-kadang terjadi bersama-sama, atau ND yang ganas itu mengakibatkan angka kematian tinggi seperti AI,” katanya.
Kendati demikian, Tatang mengatakan, akan membuka nomor telepon khusus di Dinas Peternakan untuk menjaring kasus kematian unggas. Dia mengkhawatirkan, perubahan iklim global bakal memicu lonjakan kasus flu burung.
Tahun 2010 ini Dinas Peternakan Jawa Barat menyiapkan 3,245 juta dosis vaksin flu burung dan 3.450 liter desinfektan. Sebagian kecil vaksin itu, yakni 245 ribu dosis sisa vaksin tahun kemarin. Tahun lalu dilaporkan 6,858 juta unggas sudah divaksin. Mayoritas yakni 71,5 persennya ayam buras, itik 11,72 persennya, ayam ras petelur 5,21 persen, ayam ras pedaging 4,42 persen, serta sisanya berupa angsa, entok, dan burung.
AHMAD FIKRI