TEMPO Interaktif, Depok - Universitas Indonesia mengukuhkan dua guru besar di Balai Sidang kampus sekitar pukul 10.00 tadi. Keduanya adalah Ibnu Hamad yang dikukuhkan sebagai guru besar ilmu komunikasi dan Hamdi Muluk yang dikukuhkan sebagai guru besar ilmu psikologi politik.
Dalam pengukuhannya, Ibnu Hamad membacakan pidato berjudul Komunikasi Sebagai Wacana: Teori dan Politik. Ia menjelaskan bahwa setiap hari media massa melakukan konstruksi realitas terhadap berbagai peristiwa sehingga terbentuk suatu wacana di masyarakat. Dalam proses konstruksi tersebut pelaku konstruksi atau si komunikator dapat memilih fakta-fakta yang akan dimasukkan ataupun yang tidak akan dimasukkan.
Menurut Ibnu, dalam wacana yang kemudian dipopulerkan dalam media massa itulah bisa diketahui kepentingan-kepentingan apa saja yang mempengaruhi si komuniikator. "Di proses konstruksi realitas kita lihat kepentingan adanya kepentingan-kepentingan si komunikator, baik itu kepentingan ekonomi ataupun kepentingan politik," ujarnya dalam pidatonya, Rabu (27/01).
Baca Juga:
Sementara itu, Hamdi Muluk membacakan pidato berjudul Menghidupkan Kembali Publik: Perspektif Psikologi Politik. Dalam pidatonya, Hamdi mengkritik negara yang dianggapnya belum berpihak kepada publik. Pernyataannya tersebut berdasarakan pada kasus-kasus hukum yang terjadi pada Prita Mulyasari, Bibit-Chandra, Nenek Minah, dan masih banyak lagi kasus lainnya. Oleh karena itu, ia berharap agar ke depannya kepentingan publik harus lebih diperjuangkan.
TIA HAPSARI