Pada awalnya, seminar berjudul "Bebaskan negara dari perampok Bank Century dengan tuntaskan skandal bank cCntury" dan diikuti oleh ratusan mahasiswa tersebut berjalan adem ayem.
Pengamat Ekonomi, Hendri Satarini, yang menjadi pembicara pertama kali lebih menyoroti pada upaya penyelesaian skandal Century. Kata dia, penyelesaian masalah ini seharusnya tidak sebatas pada aspek korupsi, melainkan bisa lebih fokus pada kesalahan pengambil kebijakan.
"Menteri Keuangan selalu berdalih tidak ada korupsi disini, tapi ingat jangan sampai kasus ini dibelokkan semata korupsi, kesalahan ini bermuara pada kebijakan," kata Hendri.
Dalam melihat kasus ini, dia menambahkan, setidaknya harus dilihat dari tiga sisi yaitu pengelolaan bank Century, pengambilan kebijakan publik, serta penggunaan dana BI.
Diskusi baru panas ketika Adiaan Napitupulu dari LSM Bendera mengatakan tidak percaya skandal Century bisa diselesaikan. "Data yang kami punya, uang itu dikirm langsung via truk hingga 210 truk, jadi tidak ditransfer antar bank," kata dia.
Karenanya, dirinya tidak yakin PPATK mampu mengungkap kasus ini. Jikalau-pun harus dibuat transfer fiktif ke rekening-rekening fiktif, Andrian yakin tidak akan bisa. "Rp 6,7 trilyun itu sama dengan Rp 6.700.000 miliar, kalau harus menipu dengan buat rekening fiktif saya yakin tidak mampu bikin 6700 ribu rekening fiktif," kata Ardian.
Karena tidak mampu inilah, "SBY bingung dan jadi mudah marah," kata dia.
Tak cukup disini, pembicara lainnya yaitu, Suhartono, yang mewakili Kwik Kian Gie mengatakan jika masalah ini bukan skenario manusia. "Ini adalah skenario Tuhan, jadi tidak bisa disia-siakan," kata dia.
Hendri Satarini, yang mendapat giliran ngomong lagi, mempertanyakan kejujuran Boediono dalam menyelesaikan masalah ini.
"Sri Mulyani memang tegas, tapi tegas dalam mencabut subsidi BBM," kata Hendri.
Sementara itu, ketika diberikan kesempatan tanya jawab, hanya seorang peserta yang bertanya. Itupun tidak pertanyaan melainkan hanya minta forum ini tidak sebatas omong, melainkan bisa aksi turun jalan pada 9 Desember besok.
"Sekarang banyak LSM yang tiba-tiba pintar omong perbangkan, yang dibutuhkan sekarang hanyalah aksi nyata besok," kata penanya yang langsung disambut tepuk tangan para peserta ini.
ROHMAN TAUFIQ