TEMPO Interaktif, Makassar – Dua daerah di Sulawesi Selatan berpotensi besar untuk dibuat pembangkit listrik yang bisa menutupi kekurangan listrik 130 megawatt di Makassar.
“Sebenarnya potensi pembangkit listrik banyak sekali,” ujar pakar kelistrikan Prof Nadjamuddin Harun di Makassar, Kamis (19/11)
Ia menyebutkan, di Kabupaten Enrekang, ada potensi tenaga air sebesar 1.025 megawatt dan di Kabupaten Jeneponto ada potensi tenaga batu bara sebesar 2x100 megawatt.
Sebenarnya, di Kabupaten Jeneponto sejak 2007, telah dicanangkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Batu Bara dengan kapasitas 2x100 megawatt tersebut.
Proyek ini adalah kerjasama Bosowa Energi dengan Perusahaan Cina Chengda Engineering. “Itu proyek swasta, yang hingga kini belum selesai. Jika itu benar-benar terealisasi, kekurangan listrik sekarang sudah dapat diatasi,” ujar Nadjamuddin.
Sementara, untuk Kabupaten Barru, pemerintah setempat baru berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tallu Bamba di Desa Buttu Batu, tahun depan. PLTA itu berkapasitas 2x50 megawatt.
Prihatin dengan masalah listrik di Makassar, Nadjamuddin menyarankan PLN dan pemerintah mendatangkan Pembangkit Listrik Ttenaga Diesel. Selain itu, ia mengimbau di pedesaan-pedesaan agar menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Alternatif, seperti energi solar, tenaga surya, dan microhydro.
Baca Juga:
“Ada tiga hal yang perlu diperhatikan menyikapi krisis listrik ini,” ujar pengajar di Konsentrasi Sub Program Studi Teknik Energi Listrik Universitas Hasanuddin ini.
Yang pertama, menurut dia, investasi untuk pembangunan pembangkit listrik jangan hanya dimonopoli PLN. Pihak swasta diberi kesempatan mengelola, dengan diatur satu operator, sehingga hanya ada satu harga listrik.
Yang kedua, perlu adanya keterlibatan pemerintah, PLN, Dinas Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi masalah listrik ini. Kemudian yang terakhir, perlu upaya mengoptimalkan sumber-sumber energI yang ada.
SUKMAWATI