TEMPO Interaktif, Makassar -Ketua Golkar Sulawesi Selatan yang maju untuk memimpin kembali partai, Ilham Arief Sirajuddin, mengancam mundur dari arena musyawarah jika pemilihan ketua tidak melalui voting. Sedangkan Syahrul Yasin Limpo sesumbar mengancam mundur apabila pemilihan bos Partai Golkar ini dengan cara voting.
Menurut Ilham yang juga Wali Kota Makassar, pemilihan secara voting lebih baik. Mekanisme voting tidak melanggar aturan organisasi, seperti halnya proses demokrasi melalui musyawarah mufakat. “Saya tidak mau menerima kalau tidak voting,” ujarnya di arena musyawarah di Hotel Imperial Kota Makassar, Minggu (15/11).
Baca Juga:
Mendengar sikap Ilham, Syahrul mengancam mundur jika pemilihan dilakukan secara voting. Alasan Gubernur Sulawesi Selatan ini, ia maju menjadi calon semata-mata untuk membesarkan partai berlambang beringin ini. "Saya bukan berniat memakai Golkar untuk pemilihan gubernur, tanpa Golkar pun saya bisa jadi gubernur apabila bekerja dengan baik,” katanya.
Menurut Syahrul, pemilihan dengan proses musyawarah untuk mufakat ini jauh lebih baik. Jika Aco, panggilan akrab Ilham, mau tetap maju dengan model pemilihan melalui voting, dirinya akan mundur. “Cukup saya sebagai kakak, dia sebagai adik. Tidak perlu seperti di Amerika,” katanya di hadapan forum musyawarah.
Musyawarah Daerah Partai Golkar Sulawesi Selatan ini memasuki hari kedua, setelah kemarin dibuka oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Ketua Pemenangan Pemilu Golkar Sulawesi, Nurdin Halid, mengku pusing dengan sikap ngotot kedua calon tersebut.
Dua kandidat siang tadi mengisi formulir pendaftaran. Ilham datang di arena musyawarah bersama pengurus Golkar Makassar M Faroek Beta dan Rahman Pina. Sedangkan Syahrul dengan menggunakan bus, dikawal pengurus Golkar Selayar Ince Langke dari Selayar, Idris Galigo dari Kabupaten Bone, Zain Katoe dari Parepare, Andi Ranggong dari Sidrap, dan Ibrahim Rewa dari Takalar.
Menurut Idris Galigo, setuju dengan sikap jagoya. Ia menyarankan keduanya saling bermufakat saja. “Kami ingin Syahrul terpilih, dan Ilham juga terakomodir, karena kami tidak ingin Ilham keluar dari Golkar, karena semuanya kader terbaik Golkar,” katanya.
TRI SUHARMAN