TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat keterpilihan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak menempati urutan pertama dalam survei yang digelar untuk Pilkada Jawa Timur oleh lembaga Indikator Politik Indonesia. Khofifah-Emil meraup 61,2 persen suara.
Di urutan kedua, pasangan Tri Rismaharini alias Risma dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) meraih 26 persen. Sedangkan di urutan ketiga pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim mendapat dukungan 2,2 persen.
“Berdasarkan potret pertengahan September, Khofifah-Emil Dardak unggul signifikan dibanding peringkat kedua dan ketiga,” kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi melalui siaran di YouTube Indikator Politik Indonesia, pada Ahad, 29 September 2024.
Burhanuddin menambahkan, hasil survei atas tingkat keterpilihan calon pemimpin Jawa Timur itu merupakan gambaran yang paling mendekati saat hari pemungutan suara nanti.
Lebih lanjut, Burhanuddin mengatakan meski berada di peringkat kedua calon gubernur yang diusung PDIP, Risma masih bisa menyalip Khofifah. Adapun untuk pasangan calon asal PKB, Luluk dan Lukman, Burhanuddin mengatakan bahwa mereka harus menggenjot tingkat popularitas mereka untuk dapat menyusul paslon lain.
“Mau tidak mau tingkat kedikenalan Mbak Luluk maupun Lukmanul Hakim harus digenjot semaksimal mungkin,” ujarnya.
Jika merinci sebaran pemilih berdasarkan demografi, ditemukan bahwa Khofifah dan Emil didominasi oleh pendukung dengan rentang umur 25 tahun ke bawah dan disusul pendukung dengan rentang umur 41-55 tahun.
Sementara itu, rivalnya yakni Risma dan Gus Hans didominasi oleh pendukung berusia 26-40 tahun dan yang berumur di atas 56 tahun.
Di lain pihak, sebaran pendukung Luluk dan Lukman berdasarkan umur dinilai relatif tidak berbeda karena perolehan suaranya cenderung masih kecil.
Sementara itu, dalam kategori identitas dan afiliasi organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, organisasi masyarakat atau ormas Islam lain, ataupun yang bukan bagian dari ormas Islam, jumlah suara terdistribusi dengan merata.
“Umat NU ke Bu Risma, ke Mbak Luluk, dan juga ke Mbak Khofifah. Tidak ada yang terlalu menjomplang dan ekstrim,” kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo.
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei pada 29 September 2024 dengan waktu pelaksanaan survei pada 9-14 September. Populasi yang digunakan dalam survei ini adalah WNI di Provinsi Jawa Timur yang memiliki hak pilih dengan mengambil 1.000 sampel menggunakan metode multistage random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pilihan Editor: Paslon Pilkada Jatim Menanggapi Survei: Khofifah Waspada, Risma Santai, Luluk Sosialisasi