TEMPO.CO, Jakarta - Viral di media sosial soal gerakan “Anak Abah Tusuk 3 Paslon” di tengah persaingan tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta. Gerakan ini menganjurkan agar Anak Abah, sebutan pendukung Anies Baswedan, mencoblos tiga kotak suara sekaligus saat pemungutan suara pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta.
Seperti diketahui, Anies Baswedan gagal maju di pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta setelah tak diusung oleh partai politik. Tanpa Anies, Pilgub Jakarta hampir pasti diikuti tiga pasangan calon. Mereka yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana.
Beberapa pihak menyebut gerakan ini sebagai aksi protes terhadap dinamika politik di Indonesia menjelang pilkada serentak 2024. Sementara yang lain mengaku miris dengan gerakan yang mengarah kepada tindakan golongan putih atau golput tersebut. Masyarakat pun diminta menggunakan hak suara mereka sebagaimana mestinya.
Tempo.co telah merangkum deretan tanggapan para tokoh politik soal gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon.
1. Anies Baswedan: Kita hormati dan hargai setiap pilihan
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di tengah persaingan tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Anies merupakan sosok yang selama ini dipanggil dengan sebutan Abah oleh para loyalisnya.
“Sebenarnya semua adalah hak konstitusi, jadi kita hormati, kita hargai setiap pilihan,” kata Anies di sela menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Senin, 9 September 2024.
Mantan calon presiden ini menilai munculnya gerakan itu sebagai ungkapan publik atas dinamika politik yang terjadi menjelang Pilkada 2024. Gagalnya Anies maju dalam Pilkada 2024 sempat disebut-sebut sebagai bentuk penjegalan yang dilakukan penguasa melalui partai-partai politik.
“Itu adalah sebuah ungkapan rasa pikiran (masyarakat) atas kondisi yang sekarang terjadi,” ujar dia.
2. Ganjar Pranowo: Kecerdasan masyarakat muncul
Mantan calon presiden dan eks Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo mengatakan adanya gerakan coblos tiga pasangan calon di Pilkada Jakarta, merupakan respons masyarakat terhadap ketidakadilan.
“Selalu ada respons-respons masyarakat ketika sesuatu akan dirasa tidak adil buat mereka. Kecerdasan masyarakat muncul,” kata Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu saat ditemui di Gedung MPR, Jakarta Pusat, 9 September 2024.
Ganjar mengatakan masyarakat Jakarta agak berbeda menyikapi politik dengan daerah lain. Sebab, kata dia, ekonomi masyarakat Jakarta lebih bagus dan mereka terdidik. Sehingga, kata dia, masyarakat Jakarta punya otoritas untuk menentukan.
“Maka kandidat yang ada hari ini, rasanya dia akan tertantang nanti untuk mengejar mereka memilih dan kemudian menentukan mana yang menurut mereka paling baik,” katanya.
3. Jusuf Kalla: Jangan emosilah
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK juga merespons gerakan ‘Anak Abah Tusuk 3 Paslon’. Menurut pendamping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo ini, sebaiknya masyarakat memilih pasangan calon yang terbaik. Pihaknya meminta masyarakat untuk mengesampingkan perasaan emosi.
“Ya itu tentunya sebaiknya masyarakat memilih yang terbaik lah, jangan emosilah,” kata JK usai bertemu Pramono Anung-Rano Karno di kediamannya, Jakarta, Senin lalu.
4. Muhaimin Iskandar: Saya prihatin
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku prihatin mendengar gerakan ‘Anak Abah Tusuk 3 Paslon’. Pihaknya berharap publik tak absen dan lebih memilih untuk memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon di Pilkada Jakarta.
“Ya saya prihatin, demokrasi kita masih belum aspiratif. Tentu kita harapkan dari calon yang ada kita optimalkan, maksimalkan. Sehingga kita berharap tidak ada golput,” kata mantan calon wakil presiden ini usai menghadiri acara Fun Ride & Run HUT ke-79 DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 8 September 2024.
Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan lebih baik aspirasi yang dimiliki diberikan kepada salah satu calon. Cak Imin tak masalah dukungan itu diberikan ke kandidat mana pun, asalkan pemimpin ke depan memiliki kontrak politik dengan masyarakat.
“Daripada golput mending aspirasinya dititipkan kepada salah satu calon, terserah. Sehingga kontrak politik terjadi. Kalau terpilih harus melakukan apa, kalau tidak melakukan itu kontrak politiknya apa, misalnya lakukan demo besar-besaran,” ujarnya.
5. Suswono: Mereka belum mengenal para paslon
Bakal calon Wakil Gubernur Jakarta, Suswono, memberikan komentar terkait munculnya gerakan ‘Anak Abah Tusuk 3 Paslon’. Dia menilai masyarakat belum mengenal para calon termasuk dirinya dan pasangannya, Ridwan Kamil. “Mungkin mereka mungkin belum mengenal dengan para calon,” ujar Suswono kepada wartawan, Ahad lalu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | EKA YUDHA SAPUTRA | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Mirip Golput Era Orde Baru?