Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Airlangga Hartarto Cabut dari Kursi Ketua Umum Golkar, Berikut Sejarah Partai Golkar

image-gnews
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kegiatan syukuran dan konsolidasi partai di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 15 Maret 2024. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kegiatan syukuran dan konsolidasi partai di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 15 Maret 2024. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAirlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dalam keterangan video yang disampaikan Airlangga, keputusan pengunduran diri itu telah dibuat sejak Sabtu, 10 Agustus 2024.

"Airlangga mundur," kata seorang pengurus teras partai beringin kepada Tempo, Ahad, 11 Agustus 2024.

Ia menuturkan partainya bakal menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 25 Agustus mendatang. Partai Golkar, kata dia, bakal menyiapkan Agus Gumiwang sebagai Plt Ketua Umum Golkar hingga proses pemilihan pucuk pimpinan tertinggi partai itu. "Rencananya Munaslub akan digelar 25 Agustus. Nanti Agus Gumiwang menjadi Plt Ketum Golkar hingga Munaslub Golkar digelar," ujarnya.

Menurut dia, kader Golkar yang digadang-gadang bakal menjadi calon kuat untuk menggantikan Airlangga adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Dua orang elit Golkar lain membenarkan informasi soal Airlangga mundur.

Sejarah Partai Golkar

Dilansir dari partaigolkar.com, Partai Golongan Karya atau yang lebih dikenal dengan singkatan Golkar adalah salah satu partai politik yang paling berpengaruh dalam sejarah politik Indonesia. Awal mula pembentukan Golkar tidak lepas dari gagasan tiga tokoh besar nasional, yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. 

Ketiganya memperkenalkan konsep integralistik-kolektivistis yang dimulai sejak 1940. Gagasan ini pertama kali diwujudkan dalam bentuk Golongan Fungsional yang kemudian diubah menjadi Golongan Karya pada 1959.

Pada masa itu, Golongan Karya tidak dibentuk sebagai partai politik, melainkan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tengah masyarakat. Gagasan ini didasarkan pada pemikiran bahwa demokrasi Indonesia harus berbeda dengan konsep demokrasi di Barat. 

Ketiga tokoh tersebut, terutama Sukarno, percaya bahwa demokrasi di Indonesia haruslah mengedepankan musyawarah dan mufakat, serta mengakomodasi berbagai golongan dalam masyarakat.

Pada dekade 1950-an, Indonesia mulai menghadapi dinamika politik yang kompleks dengan munculnya berbagai partai politik yang merepresentasikan kepentingan-kepentingan tertentu. Dalam situasi ini, Golkar didirikan sebagai bentuk alternatif dalam sistem perwakilan. 

Sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai golongan fungsional, Golkar diharapkan mampu merepresentasikan keterwakilan kolektif dari berbagai kelompok dalam masyarakat Indonesia. Konsep awal Golkar adalah untuk menjadi lembaga representatif yang mengedepankan persatuan nasional dan menghindari konflik antar golongan. 

Golkar dirancang untuk menumbuhkan kerja sama antar golongan dengan mengesampingkan perbedaan ideologi. Hal ini sejalan dengan visi Sukarno yang menginginkan Indonesia yang bersatu tanpa terjebak dalam perpecahan ideologis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perubahan besar terjadi pada Golkar ketika organisasi ini berubah dari sebuah lembaga representatif menjadi partai politik penuh. Pada 1964, dalam masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) dibentuk. 

Perubahan ini terjadi dalam konteks politik Indonesia yang sedang bergolak, terutama dengan semakin meningkatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Golkar, yang awalnya tidak dirancang sebagai partai politik, mengalami transformasi menjadi alat politik yang digunakan oleh Angkatan Darat untuk melawan pengaruh PKI. 

Di bawah arahan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution dan dukungan Soeharto, Golkar mulai terlibat dalam dinamika politik nasional dengan tujuan mengamankan kepentingan militer dan mencegah dominasi komunis di Indonesia.

Setelah runtuhnya pemerintahan Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai presiden, Golkar menjadi partai politik yang dominan dalam era Orde Baru. Soeharto, yang juga salah satu pendiri Golkar, menjadikan partai ini sebagai tulang punggung kekuasaannya. 

Pada pemilihan umum pertama di era Orde Baru pada tanggal 3 Juli 1971, Golkar berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan suara yang sangat signifikan, yaitu 62,8%. Kemenangan ini membuat Golkar mendapatkan 236 dari 360 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Kemenangan Golkar pada pemilu 1971 menandai dimulainya dominasi partai ini dalam politik Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Golkar tidak hanya menguasai parlemen, tetapi juga menempatkan kader-kadernya di berbagai posisi penting dalam pemerintahan, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

Selama era Orde Baru, Golkar berperan sebagai alat politik yang digunakan untuk mengontrol kehidupan politik dan pemerintahan di Indonesia. Dalam sistem politik yang sentralistik di bawah kepemimpinan Soeharto, Golkar berfungsi sebagai sarana untuk mengonsolidasikan kekuasaan, mengendalikan oposisi, dan mempertahankan stabilitas politik.

Kemudian, runtuhnya Orde Baru pada 1998 membawa perubahan besar dalam politik Indonesia, termasuk bagi Partai Golkar. Era reformasi yang dimulai setelah jatuhnya Soeharto memaksa Golkar untuk beradaptasi dengan situasi politik yang lebih terbuka dan kompetitif. Golkar yang sebelumnya menjadi partai yang sangat dominan, harus berhadapan dengan munculnya partai-partai politik baru yang membawa semangat reformasi dan perubahan.

Dalam pemilihan umum pertama setelah reformasi pada 1999, Golkar tidak lagi menjadi partai dominan seperti sebelumnya. Meskipun demikian, Golkar tetap berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai besar di Indonesia. 

MICHELLE GABRIELA | AISYAH AMIRA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Pilihan Editor: Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Riza Patria Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Ini Alasannya Mundur dari Pilkada Tangsel?

1 hari lalu

Bakal calon wali kota Tangerang Selatan Ahmad Riza Patria (kanan) Bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan Marshel Widianto (kiri) di Basecamp DPP PSI, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Senin sore 26 Agustus 2024. TEMPO/ Mochamad Firly Fajrian.
Riza Patria Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Ini Alasannya Mundur dari Pilkada Tangsel?

Ahmad Riza Patria dipastikan oleh Ridwan Kamil menjadi Ketua Tim Kampanye Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024. Lantas, bagaimana profilnya?


Alasan Kosgoro Sebut Sejumlah Kadernya Siap Ditunjuk Jadi Menteri Prabowo

1 hari lalu

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono
Alasan Kosgoro Sebut Sejumlah Kadernya Siap Ditunjuk Jadi Menteri Prabowo

Kosgoro menyerahkan sepenuhnya nomenklatur maupun jumlah kementerian kepada Prabowo.


Legislator Golkar Sebut Syarat Calon Menlu di Pemerintahan Prabowo, Apa Saja?

1 hari lalu

Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono di Jakarta, Jumat, 13 September 2024. ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi
Legislator Golkar Sebut Syarat Calon Menlu di Pemerintahan Prabowo, Apa Saja?

Legislator Golkar Dave Laksono yakin Prabowo akan memilih sosok terbaik untuk menjadi Menlu.


Catatan Legislator Golkar buat Pemerintahan Prabowo Tentang Kementerian Komunikasi

1 hari lalu

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono
Catatan Legislator Golkar buat Pemerintahan Prabowo Tentang Kementerian Komunikasi

Politikus Golkar meminta permasalahan di Kementerian Komunikasi menjadi catatan pemerintahan Prabowo mendatang. Peretasan PDNS dan maraknya judi onlin


Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Golkar menyatakan penambahan jumlah di kabinet Prabowo mendatang tak akan menjadi masalah jika sesuai dengan kebutuhan.


Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

2 hari lalu

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono
Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

Dave Laksono, meyakini kemungkinan presiden menambah jumlah kementerian dengan adanya revisi UU Kementerian Negara, tidak akan membebani APBN


Sutradara Film Kupu-Kupu Kertas Tegaskan Netralitas Karya Berlatar Konflik NU-PKI 1965

2 hari lalu

Sutradara film Kupu-Kupu Kertas Emil Heradi saat diwawancara Tempo di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean'
Sutradara Film Kupu-Kupu Kertas Tegaskan Netralitas Karya Berlatar Konflik NU-PKI 1965

Sutradara Emil Heradi menegaskan film Kupu-Kupu Kertas menghadirkan kisah cinta dengan pendekatan netral dan perspektif sejarah.


Kali Kedua Jokowi Gelar Sidang Kabinet Paripurna di IKN, Bahas Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin (kanan) sidang kabinet paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin 12 Agustus 2024. Sidang kabinet yang pertama kali diadakan di IKN tersebut membahas evaluasi pemerintahan pada tahun ini serta perencanaan tahun depan termasuk transisi pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Kali Kedua Jokowi Gelar Sidang Kabinet Paripurna di IKN, Bahas Apa?

Presiden Jokowi masih berkantor di IKN. Ia akan memimpin sidang paripurna kabinetnya yang terakhir hari ini.


Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

2 hari lalu

Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo tampak berbincang di depan Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, pada Kamis, 12 September 2024. Foto Tim Media Prabowo
Presiden Jokowi Pimpin Sidang Kabinet Terakhir di IKN Hari Ini

Presiden Jokowi masih berkantor di IKN. Ia akan memimpin sidang paripurna kabinetnya yang terakhir hari ini.


Bahlil Sebut Pernah Diskusi dengan Prabowo soal Jatah Menteri

3 hari lalu

Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia saat menyampaikan keterangan kepada media di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Dalam kesempatan tersebut Bahlil mengumumkan susunan pengurus Partai Golkar masa bakti 2024-2029. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Bahlil Sebut Pernah Diskusi dengan Prabowo soal Jatah Menteri

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyebut pernah berdiskusi dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto perihal jatah menteri