INFO NASIONAL - Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menerima Supreme Judge dan Penasihat Presiden Palestina Urusan Agama dan Islam, H.E. Dr. Mahmoud Sudqi Abdurrahman al-Habbash, yang menyampaikan situasi terkini terkait perjuangan Palestina untuk kemerdekaan. Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun, dengan kondisi saat ini yang lebih memprihatinkan dan lebih sulit dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Melalui berbagai forum internasional seperti PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok, Indonesia konsisten menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan dan kedaulatan penuh Palestina. Bantuan yang diberikan Indonesia tidak hanya terbatas pada bantuan kemanusiaan, tetapi juga berupa kesiapan untuk mengirimkan Pasukan Perdamaian ke Jalur Gaza jika diminta oleh Dewan Keamanan PBB.
Baca juga:
"Selain bantuan kemanusiaan, ke depannya kita akan coba meningkatkan dukungan dengan menggalang pengusaha Indonesia, khususnya pengusaha Muslim, untuk berinvestasi di Palestina. Melalui kerjasama business to business maupun kerjasama ekonomi wakaf, hasilnya dapat dimanfaatkan oleh warga Palestina untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebagai langkah awal, kita bisa fokus pada sektor wisata religi, dengan membuka kerjasama antara agen travel Indonesia dan Palestina untuk mempermudah kunjungan wisata ke Masjidil Aqsa," ujar Bamsoet di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2024, setelah menerima H.E. Dr. Mahmoud al-Habbash.
Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Duta Besar Palestina H.E. Dr. Zuhair Al-Shun, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, serta beberapa pejabat penting lainnya.
Bamsoet menekankan pentingnya keberadaan Masjidil Aqsa bagi umat Islam, karena masjid tersebut terkait dengan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Banyak umat Islam di Indonesia yang ingin mengunjungi Masjidil Aqsa, namun sering kali kesulitan dalam mencari akomodasi. Bamsoet melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Palestina, sekaligus memberikan dukungan moral dan spiritual kepada penduduk Palestina.
Baca juga:
Selain itu, Bamsoet menjelaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Palestina memiliki akar sejarah yang erat, yang dimulai sejak 80 tahun lalu. Pada 6 September 1944, mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto, bahkan sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Palestina pada 15 November 1988, yang kemudian diperkuat dengan penandatanganan Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik pada 19 Oktober 1989.
"Bahkan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, pernah menegaskan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel. Hal ini sejalan dengan semangat konstitusi Indonesia yang menentang segala bentuk penjajahan di atas dunia," ujar Bamsoet.(*)