INFO NASIONAL - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus berupaya meningkatkan resiliensi setiap Warga Negara Indonesia (WNI), termasuk Diaspora Indonesia yang bermukim di Oslo, Norwegia, dari ancaman ideologi kekerasan.
"Kita harus tingkatkan resiliensi kita terhadap ideologi kekerasan, kita harus menguatkan ketahanan kita dimulai dari keluarga kita," ucap Kepala BNPT RI Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Daniel, M.Si., dalam kegiatan Diseminasi Pencegahan Tindak Pidana Terorisme Dalam Rangka Pelindungan WNI di Kota Oslo, Norwegia, yang diselenggarakan di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo.
Upaya peningkatan resiliensi ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penguatan nilai kebangsaan dan persatuan, termasuk menjauhkan kelompok rentan dari pihak-pihak yang mengajarkan ideologi yang salah.
"Upaya ini perlu terus ditingkatkan dengan terlebih dahulu melakukan penguatan konsep nilai kebangsaan dan persatuan, termasuk menjauhkan kelompok rentan yakni perempuan, remaja, dan anak dari pihak-pihak yang mengajarkan intoleransi, radikalisme, hingga terorisme," ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, Rycko juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan kehadiran negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia.
"Kegiatan ini merupakan perwujudan kehadiran negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia sesuai dengan tujuan negara Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Norwegia Teuku Faizasyah menyambut baik upaya peningkatan resiliensi ini.
"Kami menyambut baik upaya ini melalui diseminasi di wilayah kerja KBRI Oslo kepada WNI yang berasal dari berbagai profesi," ucapnya.
Menurutnya, negara sedamai Norwegia tidak luput dari serangan terorisme.
"Norwegia sendiri tercatat terdapat serangan ekstrem sayap kanan tahun 2011 di Oslo dan Pulau Utoya oleh Anders Behring Breivik, serta kasus lain pada tahun 2019 berupa penyerangan di masjid An-Nur," jelasnya.
Rycko menegaskan bahwa selain penguatan konsep nilai kebangsaan dan persatuan, BNPT RI juga aktif dalam mengembangkan program-program yang melibatkan masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mereka terhadap bahaya ideologi kekerasan.
"Pengembangan program-program yang melibatkan masyarakat sangat penting. Kita harus aktif dalam mengedukasi dan melibatkan semua lapisan masyarakat agar mereka memahami dan mampu mengidentifikasi ancaman ideologi kekerasan. Dengan begitu, kita bisa membangun ketahanan yang lebih kuat," kata Rycko.
Lebih lanjut, Rycko menekankan pentingnya peran keluarga dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
"Keluarga adalah benteng pertama dalam mencegah penyebaran ideologi kekerasan. Orang tua harus mampu menjadi teladan dan memberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai kebangsaan dan agama kepada anak-anak mereka," ujarnya.
BNPT RI berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya diseminasi informasi dan edukasi kepada WNI di luar negeri, termasuk di Oslo, agar mereka tetap waspada dan tidak terpengaruh oleh ideologi kekerasan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan adanya program-program seperti ini, diharapkan WNI di luar negeri dapat semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman, serta tetap menjaga semangat kebangsaan dan persatuan di manapun mereka berada. Rycko menegaskan bahwa BNPT RI akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perwakilan Indonesia di luar negeri, untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan seluruh WNI.
"Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh WNI, baik di dalam maupun di luar negeri," pungkas Rycko.(*)