TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud Md menyebut nama Sudirman Said sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau capim KPK yang berkompeten.
Awalnya, pakar Hukum Tata Negara itu menilai dari sederet nama yang muncul pada seleksi capim KPK. Menurutnya, banyak yang bisa diandalkan memimpin komisi anti rasuah itu ke depan.
"Ya saya lihat daftar nama yang muncul (mendaftar seleksi capim KPK) itu banyak yang bagus-bagus," kata Mahfud di sela mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
Mahfud pun mencontohkan nama-nama yang menurutnya bagus. Di antaranya nama mantan Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, mantan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho, serta wartawan senior Budiman Tanuredjo.
"Jadi banyak yang bagus-bagus seperti Sugeng Purnomo, Sudirman Said, Yanuar Nugroho, Budiman Tanurejo. Saya tidak bisa menyebut satu per satu," kata Mahfud.
Selain itu Mahfud juga menyebut Sugeng Purnomo yang merupakan Pelaksana Tugas Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam). Sugeng merupakan satu dari lima jaksa yang mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.
Fokus ikuti proses seleksi capim KPK
Sebelumnya, Sudirman mengaku sedang berfokus pada proses seleksi capim KPK. Dia enggan mengomentari soal Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta mendatang.
"Ini saya bicara KPK saja. Kita ikuti seleksi KPK sampai tuntas ya," kata Sudirman usai menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024.
Nama Sudirman sempat ramai masuk dalam bursa Pilkada Jakarta pada Mei lalu sebagai calon gubernur jalur independen. Namun, belakangan tim relawannya menyatakan Sudirman batal mencalonkan diri dari jalur independen. Kendati begitu, relawan Sudirman Said terus berkonsolidasi dengan partai politik.
Sudirman menyatakan bahwa perhatiannya kini tertuju ke KPK. Menurut dia, perbaikan lembaga antirasuah itu perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik.
"Fokusnya adalah memperbaiki trust, credibility, dengan semua cara, internal maupun eksternal," kata Sudirman.