Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Kostrad yang Kini Dipimpin Pangkostrad Mayjen Mohamad Hasan

image-gnews
Logo Kostrad. kostrad.mil.id
Logo Kostrad. kostrad.mil.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad kini dijabat oleh Mayjen Mohamad Hasan. Dia mendapat promosi dari jabatan lamanya sebagai Panglima Kodam atau Pangdam Jaya.

Mayjen Mohamad Hasan menggantikan Letjen Muhammad Saleh Mustafa yang kini dimutasi ke jabatan Inspektorat Jenderal atau Irjen TNI. Letjen Muhammad Saleh Mustafa menggantikan Laksdya Dadi Hartanto yang kini dimutasi sebagai Pati Mabes TNI Angkatan Laut dalam rangka pensiun.

Sejarah Kostrad

Dilansir dari laman kostrad.mil.id, berdasarkan Struktur Orgas dalam Tap-05 pada 5 Agustus 1958) dibentuklah Kodam di hampir setiap provinsi yang pada saat itu masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas, terdiri dari Kodam, Korem, Brigade, dan Batalyon. 

Menjelang akhir tahun 1960, pimpinan AD menganggap perlu membentuk satuan militer yang bersifat mobil dengan kemampuan lintas udara (Linud) yang siap tempur menjalankan tugas di seluruh tanah air. 

Maka, dibentuklah Cadangan Umum AD (CADUAD) berdasarkan gagasan Kasad Jenderal A.H. Nasution yang direalisasikan melalui Surat Keputusan Kasad Nomor KPTS.1067/12/1960 tertanggal 27 Desember 1960. Pembentukan ini sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.

Untuk merealisasikan Skep Kasad tersebut, dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto dengan anggota antara lain Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma, Letkol Inf Slamet Sudibyo/Kapten Suryo Jatmiko, Letkol Inf Muwardi, Letkol Inf Amir Mahmud, Letkol Inf Soegoro, dan Mayor Inf Joko Basuki.

Pada 6 Maret 1961, CADUAD diresmikan dengan Mayjen TNI Soeharto sebagai Panglima KORRA I CADUAD dan Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma sebagai kepala stafnya. Personel KORRA I CADUAD diambil dari berbagai Kodam dan pendidikan dasar masing-masing kecabangan hingga akhirnya memiliki kekuatan I Divisi Infanteri dengan pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur, dan satuan Banmin.

Pada 19 Desember 1961, bertepatan dengan pelantikan para taruna AKMIL di Yogyakarta, Presiden Sukarno mencetuskan TRIKORA. Dalam usianya yang masih muda, KORRA I CADUAD diberi kepercayaan untuk melaksanakan operasi TRIKORA guna membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda. 

Pada awal 1962, dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang dengan Panglima Mandala Brigjen TNI Soeharto yang juga bertugas sebagai Deputi I Kasad untuk wilayah timur. Operasi ini melibatkan Angkatan Darat, Laut, Udara, sukarelawan, dan rakyat dengan sandi Operasi Jayawijaya. 

Dalam rangka persiapan perang terbuka, pada 19 Desember 1961 dilakukan infiltrasi di daerah Fak-Fak, Misoi, Wagiu, Serui, Sorong, dan Kaimana. Pada pertengahan Agustus 1962, dilakukan serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak dan Jayapura. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

KORRA I CADUAD menurunkan 1 Divisi, yang membuat Belanda menyerah tanpa syarat. Penyerahan Irian Barat ditandai dengan berkibarnya bendera merah putih pada 1 Maret 1963. Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah Indonesia, operasi dilanjutkan dengan Operasi Wisnu Murti yang bersifat biner dan operasi Linud yang bersifat tempur. Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala, Mayjen TNI Soeharto membuat telaahan staf yang intinya menyarankan pembentukan pasukan cadangan strategis. 

Gagasan ini disetujui dan berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor KPTS 178/2/1963 tertanggal 19 Februari 1963, KORRA I CADUAD resmi menjadi Kostrad dengan tugas pokok melaksanakan operasi militer baik secara berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari operasi gabungan dalam rangka mempertahankan Indonesia.

Kostrad memiliki bentuk komando lapangan yang terdiri dari Markas Komando, Markas Divisi, Brigade, dan gugusan tempur bantuan tempur dan bantuan administrasi. Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi pembinaan berada langsung di bawah Kasad, sedangkan dalam segi operasional berada langsung di bawah Panglima TNI.

Pada ulang tahun Kostrad yang ke-6 pada 1967, Mayjen TNI Kemal Idris menyelenggarakan sayembara untuk membuat Mars Kostrad dan Himne Kostrad yang dimenangkan oleh karya M. Simanungkalit. Dalam perjalanannya, Kostrad pernah mendapat SAMNYA PURNA NUGRAHA dari Presiden RI pada ulang tahun Kostrad ke-8 tahun 1969.

Kostrad kini memiliki 3 Divisi Infanteri, Staf Ahli Pangkostrad, Inspektorat Kostrad, Staf Umum, dan 23 Satuan Badan Pelaksana. Divisi Infanteri-1 terdiri dari 2 Brigif Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal, dan 1 Ki Kav Tai. Divisi Infanteri-2 terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Mekanis, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal, dan 1 Ki Kav Tai. Sedangkan Divisi Infanteri-3 terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Yon Arhanud, 1 Yon Armed, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal, dan 1 Ki Kav Tai.

Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor: Juklak/1/III/2016 tertanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personel militer Kostrad, terhitung mulai 15 Maret 2016.

Seluruh personil militer Kostrad dan mantan prajurit Kostrad berhak menggunakan Brevet Cakra. Personil militer yang baru masuk Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara terpusat.

MICHELLE GABRIELA | NOVALI PANJI

Pilihan Editor: Pangkostrad dari Masa ke Masa, dari Soeharto, Prabowo, hingga Mohamad Hasan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KSAD Maruli Imbau Prajurit TNI Hindari Gaya Hidup Mewah

5 hari lalu

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memberikan keterangan soal ledakan Gudmurah Kodam Jaya Ciangsana, di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 31 Maret 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
KSAD Maruli Imbau Prajurit TNI Hindari Gaya Hidup Mewah

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak meminta para prajurit TNI AD untuk menghindari gaya hidup mewah.


SBY 75 Tahun, Berikut Jenjang Karier Militer Sebelum ke Dunia Politik

9 hari lalu

Ani Yudhoyono menemani sang suami, SBY dalam seremoni wisuda Purnawira PATI TNI AD di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, 11 November 2000. Melalui rekaman video pada Rabu, 13 Februari 2019, SBY menyampaikan istri mengidap kanker darah dan harus menjalani perawatan yang intensif di National University Hospital Singapura. dok.TEMPO
SBY 75 Tahun, Berikut Jenjang Karier Militer Sebelum ke Dunia Politik

SBY hari ini berulang tahun ke-75 memiliki jejak karier yang terbilang moncer di militer sebelum terjun ke politik praktis.


Lagi-lagi Prabowo Ungkit Soal Nilai 11 dari 100, Kenapa?

16 hari lalu

Presiden Terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik saat Apel Kader Partai Gerindra di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024. Dalam kegiatan tersebut, beberapa tokoh partai dan menteri terlihat hadir, di antaranya Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menparekraf Sandiaga Uno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, serta sejumlah pemimpin dan petinggi partai politik lainnya. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Lagi-lagi Prabowo Ungkit Soal Nilai 11 dari 100, Kenapa?

Prabowo ungkit kembali nilai 11 dari 100 yang diberikan Anies Baswedan saat debat capres, sebelumnya di Kongres PAN, terakhir di Apel Kader Gerindra.


Puluhan Petugas Pengamanan Kunjungan Jokowi ke Jawa Barat Keracunan Nasi Box

21 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Puluhan Petugas Pengamanan Kunjungan Jokowi ke Jawa Barat Keracunan Nasi Box

Istana Kepresidenan masih memperdalam kasus keracunan petugas pengamanan kunjungan Jokowi ke Jawa Barat.


Jokowi Lupa Pernah Janjikan Joni Pemanjat Tiang Bendera Masuk TNI

36 hari lalu

Presiden Joko Widodo alias Jokowi berbincang dengan Yohanes Ande Kala alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera saat peringatan HUT RI ke-73, dalam silaturahmi dengan teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Dalam silaturahmi tersebut, Joni meminta dua hal kepada Presiden. ANTARA
Jokowi Lupa Pernah Janjikan Joni Pemanjat Tiang Bendera Masuk TNI

Menurut Jokowi, untuk menjadi prajurit TNI ada aturannya. Jokowi meminta untuk mengikuti aturan itu.


Kronologi Anggota TNI Diduga Aniaya Ketua IPK di Medan hingga Rumah Dijarah

37 hari lalu

Doli Manurung menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan, Sabtu, 10 Agustus 2024. TEMPO/Mei Leandha
Kronologi Anggota TNI Diduga Aniaya Ketua IPK di Medan hingga Rumah Dijarah

Kronologi Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Doli Hamonangan diduga dianiaya anggota TNI usai ribut di tempat hiburan malam di Capital Building, Medan.


Keluarga Prada Josua Minta Komnas HAM hingga Komisi III DPR Bentuk Tim Pencari Fakta

38 hari lalu

Foto Prada Josua Lumban Tobing semasa hidup. Josua ditemukan tewas bunuh diri di Batalyon 132/BS, namun pihak keluarga menilai ada kejanggalan dalam kematiannya. Foto: Istimewa
Keluarga Prada Josua Minta Komnas HAM hingga Komisi III DPR Bentuk Tim Pencari Fakta

Keluarga meminta Presiden hingga Komnas HAM bertindak atas kematian Prada Josua Lumban Tobing yang dinilai janggal karena diduga ada penganiayaan.


Alasan Keluarga Prada Josua Ingin Lapor Mabes Polri Soal Dugaan Pembunuhan Berencana

38 hari lalu

Foto Prada Josua Lumban Tobing semasa hidup. Josua ditemukan tewas bunuh diri di Batalyon 132/BS, namun pihak keluarga menilai ada kejanggalan dalam kematiannya. Foto: Istimewa
Alasan Keluarga Prada Josua Ingin Lapor Mabes Polri Soal Dugaan Pembunuhan Berencana

Keluarga Prada Josua Lumban Tobing akan melaporkan kasus tewasnya prajurit TNI yang ditemukan tewas gantung diri itu.


46 Tahun AHY, Apa Pangkat Terakhir Agus Harimurti Yudhoyono di Militer?

39 hari lalu

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menjadi Mayor TNI. Dok.TEMPO
46 Tahun AHY, Apa Pangkat Terakhir Agus Harimurti Yudhoyono di Militer?

Anak SBY, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pernah meniti karier di militer. Apa pangkat terakhirnya?


Ketua IPK di Medan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Keluarga Laporkan Anggota TNI ke Denpom

39 hari lalu

Kuasa hukum Doli Manurung, Rizki Nainggolan menunjukkan laporan mereka ke Denpom 1/5 Kodam 1 BB di kantor DPP IPK, Sabtu, 10 Agustus 2024. TEMPO/Mei Leandha
Ketua IPK di Medan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Keluarga Laporkan Anggota TNI ke Denpom

Selain ke Denpom Kodam 1 Bukit Barisan, keluarga Doli Manurung juga melaporkan penganiayaan itu ke Polrestabes Medan.