Bhrisco merasa cukup simpatik melihat Pulau Mansinam, salah satu tempat penyebaran agama Kristen masih memiliki banyak anak-anak yang belum mahir dalam membaca-menulis-dan berhitung. Setelah melakukan pengamatan dan bertanya-tanya dengan orang tua anak-anak di sana, ternyata jumlah SDM dan kemampuan guru pengajar masih sangat minim.
Menurut Brisco, masih banyak anak kelas 5 atau 6 yang tidak dapat membaca lancar sedangkan tuntutan harus mengebut mengikuti kurikulum nasional.
Anak-anak didik Bhrischo Jordy dari Papua Future Project (PFP) di Pulau Mansinam yang berada sejauh 6 kilometer dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Foto: Istimewa
Di Pulau Mansinam hanya terdapat satu Sekolah Dasar sedangkan tenaga pengajar tidak maksimal karena guru biasanya baru datang pukul 9 dan pulang ketika pukul 12 membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif.
Untuk itu Bhrisco mencoba memberi bantuan pendampingan dengan sistem yang menyenangkan tapi tetap dapat menghasilkan anak-anak yang meningkat kemampuannya dalam membaca-menulis-dan berhitung. Selain itu masih ada banyak orang tua yang belum sadar bahwa anak perempuan juga perlu pentingnya mengenyam Pendidikan sehingga Bhrisco dan timnya perlu melobi dan membujuk untuk memberi pencerahan pentingnya Pendidikan tersebut.
Saat PFP dibentuk pada 2021, sistem pembelajaran dilaksanakan dengan metode asynchronous learning method yaitu memutar video yang sudah disiapkan oleh anggota PFP di Jakarta untuk kemudian dipertontonkan dan dipraktekkan karena pada saat itu Indonesia masih terkena dampak pandemi Covid-19 dan diadakan lockdown sehingga sulit untuk melakukan proses belajar-mengajar secara langsung. Namun setelah pandemi selesai pada 2022, proses pembelajaran tatap muka pun dapat dilaksanakan.
“Program PFP yang awalnya hanya memberi dukungan di bidang pendidikan di Pulau Masinam kemudian berkembang di bidang isu lingkungan dan youth empowerement.,” kata Brischo.
Program ini diawali di Pulau Mansinam karena tempat ini dianggap sebagai tonggak peradaban Papua yaitu tempat penyebaran kitab Injil, sehingga diharapkan aspek pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di pulau ini dapat lebih diperhatikan.
Capaian kegiatan tidak hanya dijalankan di Pulau Mansinam dan 6 kampung lainnya tetapi kini PFP sudah memiliki 13 kampung binaan dengan program Pojok Baca di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kota Jayapura, dan Kabupaten Manokwari Selatan.
“Bumi dan alam sangat mendukung keberlangsungan hidup orang Papua, untuk itu saya ingin pendidikan di Papua tidak hanya sebagai lembaga pendidikan formal tetapi juga tempat untuk menjawab permasalahan lingkungan sampai di tingkat akar rumput, dalam hal ini mensosialisasikan pentingnya menjaga alam,” kata dia.
Selanjutnya: Papua Future Project