TEMPO.CO, Jakarta - Ridwan Kamil merespons elektabilitasnya yang merosot berdasarkan survei untuk bursa Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta 2024. Ia mengatakan agar tak mengukur takdir berdasarkan hasil survei yang beredar.
"Namanya elektabilitas itu naik turun kan," kata mantan Wali Kota Bandung itu di kantor DPP Partai Golkar pada Rabu malam, 10 Juli 2024.
Ia pun bercerita pernah mendapatkan elektabilitas 6 persen dua bulan sebelum Pilkada Kota Bandung pada 2013 silam. Namun, elektabilitasnya kembali meroket hingga akhirnya memenangkan pertarungan di Pilkada Kota Bandung itu.
"Jadi, tidak bisa mengukur takdir dengan survei hari ini," ujar politikus Partai Golkar itu.
Ridwan Kamil mengatakan, seseorang yang punya elektabilitas tinggi saat ini belum tentu akan memenangkan kontestasi Pilkada, begitu pula sebaliknya.
"Hari ini tinggi belum tentu menang, hari ini rendah belum tentu juga kalah. Poinnya sekarang tidak usah terlalu ngomongin elektabilitas," ujarnya.
Nama Ridwan Kamil digadang-gadang Koalisi Indonesia Maju maju di Pilgub Jakarta. Ridwan disodorkan untuk menghambat laju Anies Baswedan yang bakal maju lagi di Pilkada Jakarta.
Namun berdasarkan survei, nama Ridwan Kamil justru unggul di Jawa Barat, wilayah yang pernah dipimpinnya selama lima tahun lalu. Ia diperkirakan akan berat melawan dominasi Anies di Jakarta.
Ridwan Kamil mengatakan perebutan suara pemilih di Pilkada Jawa Barat maupun DKI Jakarta belum dimulai.
"Yang sekarang dilakukan itu menghitung koalisi, nah perhitungan itu masih dihitung khusus Jawa Barat dan DKI belum diputuskan, karena masih lobi-lobi," jelas Ridwan Kamil.
Oleh sebab itu, dia akan tetap berikhtiar untuk meningkatkan elektabilitasnya di DKI Jakarta.
"Namanya ikhtiar mah harus dilakukan, itu tugas manusia. Takdir Allah, ya nanti di hari-H," kata dia.
Pilihan Editor: Airin Serahkan Nasibnya di Pilgub Banten ke Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto