TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan siap maju mencalonkan diri menjadi ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI yang akrab disapa Bamsoet ini mengaku tidak sempat ikut kontestasi ketua umum sebelumnya. Dia beralasan terpaksa tidak ikut pencalonan ketum sebelumnya demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
"Bukan merebut, saya masuk gelanggang untuk bertarung menjadi Golkar satu (ketum). Saya 5 tahun lalu, saya belum punya kesempatan untuk masuk gelanggang, karena saat saya melihat, untuk menjaga keutuhan partai, menarik diri dari pencalonan, memberikan jalan kepada Pak Airlangga, untuk memimpin terus Partai Golkar," kata Bamsoet lewat keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 Juli 2024,
Namun untuk musyawarah nasional kali ini, Bamsoet menyatakan siap maju agar terjadi pergantian kepemimpinan secara demokratis di partai berlambang pohon beringin ini.
Selain Bamsoet, beberapa nama lain yang akan maju menjadi ketua umum Golkar, antara lain ketua umum saat ini Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Namun Bamsoet meyakini masih ada nama lainnya yang akan muncul.
"Ada pak Airlangga, ada Agus Gumiwang, ada Bahlil, mungkin ada banyak lainnya di Golkar," katanya.
Bamsoet mengatakan ini bukan pertama kalinya ia mengutarakan niat untuk menjadi ketum Golkar. Namun ia mengatakan langkah itu akan ditempuh melalui musyawarah nasional yang diadakan sesuai dengan ketentuan AD/ART Partai Golkar.
"Saya akan maju pada saatnya, ketika betul-betul Munasnya terjadi. Ya sesuai dengan periodesasi, pilhan waktu yang ada, yang disepakati oleh seluruh stakeholder Partai Golkar," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta Pusat, Juli 2023.
Sebelum menjabat ketua MPR RI, Bamsoet menduduki jabatan sebagai Ketua DPR RI periode 2018-2019. Pria kelahiran Jakarta, 10 September 1962 ini sudah bergabung di Partai Golkar sejak tahun 1992. Namun ia baru berhasil duduk di Senayan pada tahun 2004.
Bamsoet lantas menduduki Komisi III DPR RI. Namanya melambung saat muncul skandal bailout Bank Century yang disinyalir merugikan negara senilai Rp 6,7 triliun. Saat itu ia menjadi panitia khusus yang menyelidiki skandal Bank Century.
Pada pemilu 2014, Bamsoet terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014-2019 dari daerah pemilihan yang sama, yakni Jawa Tengah VII. Kemudian ia ditunjuk oleh Partai Golkar untuk menjadi sekretaris Fraksi Partai Golkar. Di kepengurusan partai, Bamsoet menjadi Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar periode 2014-2016.
Pada 2018, Bamsoet menduduki kursi jabatan Ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri.
Di luar dunia politik, Bamsoet juga merupakan ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI). Saat kembali terpilih untuk DPR/MPR 2019-2024, ia mendapat jabatan sebagai Ketua MPR RI. Bamsoet dilantik sebagai Ketua MPR RI pada Oktober 2019.
Pada 2019, Bamsoet sempat mendaftarkan diri menjadi ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024. Selain Bamsoet, delapan nama calon lainnya yang dulu mendaftar yakni, Airlangga Hartarto, Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achmad Annama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Derek Loupatty, dan Aris Mandji.
Bamsoet disebut sebagai calon kuat bersama Airlangga Hartarto. Namun pada Desember 2019, Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan calon ketua umum Golkar. Pernyataan mundur disampaikan Bamsoet usai bertemu dengan Ketua Umum Golkar yang juga calon petahana Airlangga Hartarto, Politikus Senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan, dan Aburizal Bakrie.
Bamsoet mengatakan keputusan pengunduran diri itu diambil setelah dia berdiskusi dengan tokoh-tokoh senior Golkar, seperti Luhut, Aburizal, dan juga Agung Laksono.
Airlangga Hartarto akhirnya resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024. Hal tersebut ditetapkan dalam Sidang Paripurna VI, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta pada 4 Desember 2019. Sementara Bamsoet menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Pilihan Editor: Tanggapi Isu Ridwan Kamil Mau Gandeng Bima Arya, Golkar: Kami Belum Bahas Pasangan