TEMPO.CO, Depok - Masuk bursa kandidat calon Gubernur Jawa Barat am Pilgub Jabar 2024, Wali Kota Depok Mohammad Idris enggan berandai-andai dan membuat gimik politik.
Idris menilai yang utama dalam pencalonan sebuah perhelatan pemilihan kepala daerah adalah surat keputusan (SK) dari DPP sebagai salah satu persyaratan. "Saya nanti tinggal nunggu SK-nya saja, enakan gitu ya Pak Imam (Ketua DPD PKS Kota Depok), tunggu SK aja langsung enggak usah bergimik-gimik politik yang penting SK, sudah kita jalan," kata Idris di Kecamatan Cilodong, Kamis, 16 Mei 2024.
Selain Idris, Kandidat calon Gubernur Jawa Barat yang mulai muncul ke permukaan dan sedang safari politik ke 27 kabupaten/kota di bumi pasundan salah satunya adalah politikus PAN yang juga mantan Wali Kota Bogor 2 periode Bima Arya.
Ketika ditanya siap berpasangan dengan Bima Arya pada Pilkada 2024 Jawa Barat, Idris mengaku akan melihat dulu dan tidak boleh berandai-andai. "Yang dukung saya juga belum tahu, yang mendukung saya siapa, saya belum tahu, dari media saja saya tahu dari Presiden PKS katanya mau dukung, katanya saya layak, itu kan dari beliau," jawab Idris.
Kendati demikian, Idris menegaskan saat ini ingin menyelesaikan di Depok dulu yang ia sebut memiliki banyak pekerjaan rumah. "Semuanya akan saya karyakan, tugas-tugas saya selain janji kampanye. Pak Imam (Wakil Wali Kota Depok) kan ini mau mencalonkan, nanti beliau cuti ketika kampanye, setelah itu nanti masih berkegiatan," kata dia. "Nanti ketika wali kota terpilih ya saya sudah keluar, nanti kita lakukan semaksimal mungkin akselerasi janji kampanye ,sudah bisa terealisasi semuanya pada tahun 2025."
Disinggung sudah ada obrolan warung kopi atau komunikasi informal dengan partai lain terkait pencalonan dirinya untuk Jabar 1, Idris mengaku tidak ada. "Tidak ada sih. Warung kopi dalam arti direncanakan itu tidak ada, tapi seliweran-seliweran (informasi) itu ada, di antaranya dari media informasinya," ucap Idris.
Pilihan Editor: Enam Partai Bentuk Koalisi untuk Hadapi Kongsi PKS di Pilkada Depok