TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Wali Kota Depok sekaligus kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diusung oleh partainya untuk maju di kontestasi Pilkada Depok. Pengusungan Imam sudah digaungkan sejak Agustus 2023 oleh DPD PKS Kota Depok. Rekomendasi untuk Imam Budi Hartono berdasarkan hasil survei yang dilakukan internal partai.
Di Pilkada Depok 2024, Imam Budi Hartono akan bersaing dengan Pradi Supriatna, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok dan Farabi El Fouz, Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok, Babai Suhaimu, Hafid Nasir, dan Supian Suri.
Profil Imam Budi Hartono
Imam Budi Hartono adalah politisi yang lahir di Jakarta, 8 Agustus 1968 Ia merupakan anak dari Sugiman dan Sadati dan seorang suami dari Etty Maryati. Lulusan Universitas Indonesia ini dikaruniai 5 orang anak.
Imam menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah XII, Jakarta dari 1975 sampai 1981. Kemudian meneruskan jenjang sekolah menengah di SMP Negeri 58 Jakarta hingga 1984 dan SMA Negeri 3 Jakarta hingga 1987. Ia kemudian melanjutkan studi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Saat menjadi mahasiswa, Imam menyambi sebagai pengajar di STM Pancoran Mas dan SMA Hang Tuah. Ia juga uga menjadi seorang aktivis yang terlibat aktif di berbagai organisasi religius. Bahkan, Imam diajak oleh rekannya untuk bergabung sebagai kader Partai Keadilan, partai berbasis Islam di masa awal Reformasi. Hal tersebut menjadi cikal bakal Imam masuk dalam politik praktis.
Imam kemudian menjadi legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok dari Fraksi Madani pada 1999. Ia juga menduduki kursi pimpinan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera sebagai ketua dari 1999 sampai 2009.
Dilansir dari Antara, Imam memimpin Partai Keadilan Kota Depok sejak dibentuk pertama kalinya pada 1999 sampai 2000. Kemudian, ia terpilih untuk kedua kalinya secara tidak berturut-turut sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Depok sejak 28 Desember 2020, menggantikan Hafid Nasir.
Imam sempat terlibat kontroversi dalam kontestasi Pilkada Depok 2020. Saat itu. Calon Wakil Wali Kota Depok Afifah Alia merasa dilecehkan secara verbal oleh Imam Budi Hartono. Peristiwa yang diklaim secara sepihak terjadi pada saat kedua pasangan calon melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, 8 September 2020. Namun, Imam membantah adanya ujaran yang mengarah kepada pelecehan.
Ia mengklarifikasi bahwa ucapannya terpotong sehingga menurutnya mengubah makna kalimat. Dikatakannya 'kalau berdua saya jawab saya bisa sekamar sama Afifah, cucu saya', tetapi Imam mengira Afifah Alia tidak mendengar kalimat tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh Mohammad Idris, calon Wali Kota Depok, yang saat itu berada di lokasi.
Afifah merasa trauma atas kejadian tersebut yang membuat dirinya tidak mau mengirim atau mendapatkan pesan WhatsApp dari Imam Budi Hartono. Afifah yakin bahwa Imam tidak mempunyai cucu yang bernama Afifah sehingga Imam dianggap benar-benar melecehkan dirinya. Akhirnya, Imam pun meminta maaf kepada Afifah.
Pada Desember 2022, Imam kembali membuat kontroversi. Saat itu, ia membuat sayembara ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kota Depok. Menurutnya, masyarakat merasa puas akan kinerja pemerintah Kota Depok dan perlu diekspresikan melalui rekaman video.
ANANDA RIDHO SULISTYA | RICKY JULIANSYAH | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024