Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) itu menekankan kepada masyarakat muslim Indonesia agar jangan gampang terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun. Orang yang sakti, kata dia, bukan berarti mempunyai keistimewaan di hadapan Allah SWT karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya.
“Hendaknya diwaspadai bahwa bangsa jin dan setan juga bisa datang kepada siapa pun dan mengaku-ngaku sebagai Gusti Allah atau malaikat untuk mengajak manusia kepada kesesatan. Dalam ajaran Islam, benar dan salah seseorang hanya boleh diukur dengan ketentuan-ketentuan syariat sesuai tuntunan Al-Qur’an, hadis, serta qiyas dan ijma’ (kesepakatan) para ulama,” kata dia.
2. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir: Kita Toleran terhadap Perbedaan
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir merespons soal jamaah Masjid Aolia pimpinan Raden Ibnu Hajar Pranolo yang merayakan Idulfitri pada Jumat, 5 April 2024.
"Ketika ada (kelompok) yang berbeda (keyakinannya), kita toleran terhadap perbedaan yang ada," kata Haedar di Yogyakarta, Sabtu, 6 April 2024.
Menurut Haedar, perbedaan itu yang terpenting tidak menyimpang dari ajaran utama nilai-nilai keagamaan. "Kalau terlalu jauh dari dasar-dasar ketentuan (aturan keagamaan yang lazim), ya mesti diajak dialog," kata dia.
Haedar meminta seluruh umat menghargai perbedaan termasuk sesama umat muslim. Menurutnya, toleransi menjadi hal mendasar dalam kehidupan majemuk di Indonesia yang mesti dipelihara.
"Indonesia ini kan negara yang masyarakatnya komunal, namun di satu sisi, tradisi dialognya masih sangat kurang," kata dia.
"Bukan hanya di tingkat masyarakat tapi juga di tingkat elite, maka perlu menghidupkan tradisi dialog itu kalau ada masalah, entah itu terkait keagamaan atau persoalan sosial lain, upayakan kedepankan dialog."
Haedar juga meminta organisasi kemasyarakatan dan keagamaan melakukan introspeksi, kemudian mengambil peran dalam membangun masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat dan keagamaan setempat bisa menjadi kunci dialog yang membawa kebaikan bagi semuanya.
"Kami berharap ormas keagamaan, kemasyarakatan untuk introspeksi diri, jangan sampai kita tercerabut dari akar keluarga, masyarakat, dan umat,” ujarnya.
ABDI PURMONO | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan editor: Ragam Pernyataan PKB, dari Klaim Akrab dengan Gerindra hingga Tak Berpengalaman Jadi Oposisi