Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terobosan Pertamina Gunakan Green Energy di Industri Penerbangan

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL – Banyak orang yang tidak sadar bahwa ada potensi untuk mengurangi emisi karbon melalui bioavtur di industri penerbangan Indonesia. Hal itu dikatakan CEO PT Info Media Digital atau Tempo.co, Wahyu Dhyatmika saat membuka acara Ngobrol@Tempo dengan tema “Green Aviation Dialogue: Implementasi Sustainable Aviation Fuel di Indonesia” di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa 26 Maret 2024.

“Memang baru dimulai tapi sebuah terobosan yang patut terus kita gaungkan supaya penggunanya cukup banyak. Jadi tidak hanya kendaraan yang menggunakan biofuel tapi juga penerbangan kita,” kata pria yang akrab disapa Bli Komang ini.

Dia berharap, dengan penggunaan green energy, aviasi justru menjadi pelopor net zero emission untuk semua sektor industri. “Saya kira itu sebuah cita-cita yang harus kita kawal bersama.”

Salah satu perusahaan yang melakukan terobosan adalah PT Pertamina (Persero). Sudah sejak tahun 2010 dilakukan penelitian dan pengembangan produk dengan katalis yang mengusung Sustainable Aviation Fuel (SAF) melalui Riset & Inovasi Teknologi Pertamina. Di tahun 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan menggunakan teknologi Co-Processing dari Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO), dengan kapasitas harian sebesar 1.350 kiloliter (KL).

Produk SAF menjalani serangkaian pengujian pada mesin dan unit pesawat. Pengujian dimulai dari cell test di Garuda Maintenance Facility (GMF), ground run, uji terbang pada pesawat militer CN-235 milik PT Dirgantara Indonesia, hingga uji terbang pada pesawat komersil Garuda Indonesia pada 4 Oktober 2023 menggunakan Boeing 737- 800 NG milik PT Garuda Indonesia.

“Kita sudah melakukan test dengan menggunakan CN-235 rute Bandung-Jakarta-Bandung. Kemudian tahun 2023 diuji coba di pesawat komersil di Boeing 737-800 NG dari Jakarta-Solo-Jakarta. Itu salah satu terobosan yang utama,” kata Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Edi Wibowo.

Menurut dia, saat ini semua hasil yang diperoleh masih memiliki stastus riset. Untuk J2.4 baru uji tahap pertama. Namun, keberhasilan uji terbang menggunakan bioavtur, kata Edi, akan menjadi tahap awal dalam peningkatan kontribusi bioavtur di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Uji penerbangan tersebut, lanjut dia, termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Hilirisasi Industri Katalis dan Bahan Bakar Biohidrokarbon yang dikoordinasikan oleh Kementerian ESDM, serta termasuk dalam etalase Prioritas Riset Nasional (PRN) Pengembangan Teknologi Produksi Bahan Bakar Nabati berbasis Minyak Sawit dan Inti Sawit, yang dikoordinasikan oleh Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN).

Kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur telah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015 dengan persentase sebesar 3 persen pada tahun 2020, dan pada tahun 2025 akan meningkat bioavtur menjadi 5 persen. “Ke depan kita akan revisi mandatory. Mudah-mudahan tahun ini bisa naik dari 2.4,” ujar dia.

Oki Muraza, Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina mengatakan, SAF merupakan kebutuhan, berbeda dengan bahan bakar minyak (BBM) yang cukup besar melakukan energi transisi hingga saat ini menjadi B35 dan sedang menuju B40.  

“Di aviation, SAF bukan hanya di Indonesia tetapi juga pesawat yang terbang ke luar negeri. Sehingga SAF menggunakan standar dunia,” ujar dia.

Pertamina pun berusaha menjalin kerja sama dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk mengejar eligibility atau kelayakan. “Kita harus lihat dulu apa yang bisa diterima oleh pihak internasional,” ujar dia. Saat ini, lanjut dia, penggunaan campuran dengan minyak inti sawit dilakukan untuk diterima di dunia internasional. Meskipun menurut dia, hal itu juga rentan dengan kepentingan politik global.

Pertamina juga sedang mengembangkan used cooking oil (UCO) yaitu bahan bakar dari minyak goreng bekas atau jelantah. “Perlu meyakinkan pihak internasional untuk mendorong bahan baku yang ada di Indonesia,” kata Oki. Selain minyak sawit dan UCO, Pertamina juga terus melakukan penelitian dan pengembangan bahan nabati lainnya.

Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman mengatakan, Indonesia termasuk yang terlambat untuk mengembangkan bioavtur, namun di sisi lain apa yang telah dilakukan Indonesia juga berada di depan banyak negara. “Untuk perkembangan bioavtur cukup menggemaskan,” kata dia.

Gerry menyayangkan adanya unsur politik dalam mengembangkan bioavtur terutama dari kelapa sawit. “Ini adalah tantangan bagaimana kita berkomunikasi mengenai palm industry kita,” kata dia.

Menurut Gerry, selama ini yang menjadi masalah bukan dari sisi bioavturnya tetapi masalah di persepsi dunia terhadap industri kelapa sawit. “Yang bikin gemesin juga, orang membahas masalah penerbangan yang katanya menyebabkan banyak green house emission, padahal cuma berapa persen? kurang dari 5 persen. Tapi industri ini salah satu industri yang mengeluarkan begitu banyaknya investasi untuk biofuel.”

Dia pun berharap, industri penerbangan dapat memanage persepsi tersebut. Karena, terdapat masalah baru dalam industri ini yaitu pembukaan lahan untuk kelapa sawit. “Tantangannya apa? kalau kita mau supply 30 persen biofuel di indonesia dengan palm oil kita butuh lahan berapa? siap nggak? kita menyelesaikan masalah emisi di penerbangan tetapi jangan sampai ada pembukaan lahan masif.”

Gerry mengatakan, pertumbuhan di industri penerbangan gila-gilaan. “Kita tidak bisa mengejar emisi karena pertumbuhannya gila-gilaan. Ujung-ujungnya kita harus mencari cara lain, salah satunya biofuel. Kalau tidak cukup ke electric, dan seterusnya,” kata dia. Saking banyak pilihan, kata Gerry,  pemerintah pun bingung mah pilih yang mana. “Oleh karena itu pilihlah bahan bakar yang paling ready ke depan,” ucap dia. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

7 jam lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.


Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

7 jam lalu

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek operasional perusahaannya


Pegadaian Syariah Luncurkan Pembiayaan Porsi Haji Plus

7 jam lalu

Pegadaian Syariah Luncurkan Pembiayaan Porsi Haji Plus

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah, meluncurkan Produk Pegadaian Syariah Pembiayaan Porsi Haji Plus.


Nikson Nababan Blusukan ke Kampung Nelayan Seberang Belawan

8 jam lalu

Nikson Nababan Blusukan ke Kampung Nelayan Seberang Belawan

Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu), Nikson Nababan, blusukan ke Kampung Nelayan Seberang, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan, pada Rabu, 8 Mei 2024.


Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

8 jam lalu

Komitmen Penuh Bank Mandiri terhadap Prinsip ESG

Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola Environment, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek operasional perusahaannya.


BPJS Kesehatan Imbau Masyarakat Tepat Waktu Membayar Iuran JKN

8 jam lalu

BPJS Kesehatan Imbau Masyarakat Tepat Waktu Membayar Iuran JKN

Dengan membayar iuran sebelum tanggal 10 tiap bulannya, status kepesertaan JKN-nya sipastikan akan tetap aktif dan bisa digunakan kapanpun untuk mengakses layanan di fasilitas kesehatan.


Wamen BUMN Resmikan Green Building The Gade Tower Milik Pegadaian

9 jam lalu

Wamen BUMN Resmikan Green Building The Gade Tower Milik Pegadaian

Peresmian ditandai oleh penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Kartika Wirjoatmodjo.


Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

11 jam lalu

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.


PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

11 jam lalu

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memberikan reward studi banding kepada Ketua Kelompok Mekaar.


Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

12 jam lalu

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.