TEMPO.CO, Semarang - Sebanyak 45 rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kota Semarang. Jumlah tersebut terdiri atas tujuh rumah rusak imbas banjir, serta 38 rumah rusak akibat tanah longsor dan pohon tumbang di Ibu Kota Jawa Tengah itu.
Pemerintah Kota Semarang tengah menghitung kerusakan infrastruktur akibat bencana hidrometeorologi itu. Bantuan akan dialokasikan melalui anggaran belanja tidak tetap atau BTT. "Kerusakan rumah itu sedang kami hitung nilai kerusakannya, setelah itu kami ajukan usulan BTT," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, melalui keterangan tertulis.
Proses pendataan tersebut, kata Endro, dilakukan bersama lintas sektor. Antara lain Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, serta instansi vertikal yaitu dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pusat.
Sejumlah kerusakan akibat bencana di Kota Semarang termasuk ranah Pemerintah Pusat, seperti Jalan Kaligawe. Akses menuju pusat Kota Semarang dari arah Kabupaten Demak tersebut merupakan jalan nasional.
"Jalan rusak relatif cukup merata karena hujan lalu menimbulkan genangan dampaknya aspal mengelupas. Misalnya jalan milik kota dan perkampungan akan menjadi kewenangan OPD sesuai dengan bidangnya," ujar dia.
Kota Semarang direndam banjir pada 12 Maret 2024. Banjir menggenangi sebagian besar wilayah Kota Semarang termasuk stasiun kereta api. Akibat banjir Jalur Pantai Utara Jalan Kaligawe lumpuh beberapa hari.
Pilihan editor: Resmi Ajukan PHPU di MK, TPN Ganjar-Mahfud Minta Prabowo-Gibran Didiskualifikasi