TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono membantah bahwa rumah para menteri di Ibu Kota Nusantara (IKN), kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dibangun dengan mewah. Basuki mengatakan rumah menteri di IKN bahkan lebih kecil dari yang ada di kawasan kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, pembangunan rumah menteri di IKN sempat disorot belum lama ini oleh netizen di media sosial. Basuki sendiri mempertanyakan ukuran kemewahan rumah menteri di IKN.
“Bahkan Pak Luhut bilang, lho ini kok kecil? Mestinya bisa dibesarkan. Tetapi dengan konsep Compact City disesuaikan dengan desain pemenang sayembara,” kata Basuki ditemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 13 Maret 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Basuki mengatakan rumahnya sendiri saat ini sudah rampung dan dia sudah siap untuk pindah pada Juli. Namun sejumlah ASN akan dipindah secara bertahap dengan target penuh pada Desember 2024.
Basuki sudah memastikan bahwa pembangunan rumah dinas untuk Menteri PUPR sudah rampung dengan fasilitas standar, seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu dan ruang rapat.
Semua rumah dinas untuk para menteri baik menteri koordinator maupun menteri teknis di IKN itu, menurut Basuki, memiliki tipe bangunan yang sama dan luasnya lebih kecil daripada rumah dinas menteri di Jakarta.
Pemerintah merencanakan Presiden Jokowi berkantor di IKN pada Juli 2024. Kondisi ini dapat dipenuhi jika infrastruktur penunjang seperti sumber air hingga jalan tol sudah tersedia.
Jokowi sudah berulang kali menyatakan bahwa upacara hari ulang tahun atau HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024 digelar di IKN. Dua pekan lalu Presiden meninjau pembangunan lapangan upacara di Penajam Paser Utara.
"Fisiknya tidak ada masalah sampai hari ini. Kemudian, acara juga sudah dirancang, kapasitas berapa, acaranya apa, sudah sedetail itu sudah di bulan Januari sudah hampir final," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis, 1 Maret 2024.
Pilihan Editor: Anies Baswedan Belum Pastikan Jadi Oposisi: Bagaimana Kalau Ada Putaran Dua?