TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, lima orang hilang akibat bencana banjir bandang di Sumatera Barat pada Kamis 7 Maret 2024 lalu. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) masih melakukan pencarian terhadap 5 orang tersebut.
"Semula 6 orang hilang. Sekarang surut menjadi 5 orang. Sedangkan yang luka-luka berat ada 8 orang," kata Muhadjir di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
Muhadjir mengatakan, saat ini ada 86 ribu lebih jiwa atau 28.925 kepala keluarga yang terdampak bencana ini. Sebagian besar sudah mengungsi di rumah saudara-saudara.
Selain itu, ada sekitar 1.609 unit rumah rusak ringan dan sedang akibat bencana ini. Lalu, ada 40 unit rumah rusak berat.
Kemudian, ada 24.092 unit rumah terendam, 3 unit rumah hanyut, 54 fasilitas umum terdampak, 21 jembatan terendam, dan 1 jembatan rusak berat.
Selain itu, Muhadjir mengatakan, akan merelokasi perumahan di Pesisir Selatan dan Padang Pariaman. Pemerintah Pusat sudah meminta pemerintah daerah untuk memindahkan penduduk karena rawan banjir dan longsor. Saat ini, pemerintah daerah sedang mencarikan lahan itu.
"Lahannya nanti akan menjadi tanggung jawab dari pemerintah provinsi ataupun kabupaten kota," kata Muhadjir.
Pembangunan rumah relokasi akan menggunakan dana dari BNPB. Sebab, BNPB memiliki dana untuk membangun perumahan-perumahan yang terdampak bencana.
Di kesempatan sama, Sekretaris Utama BNPB Rustian mengatakan, ada 28 orang meninggal dunia serta 5 orang masih hilang akibat banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Barat. Jumlah ini bertambah dibanding data hari sebelumnya, yakni 32 orang yang meninggal dunia dan 6 orang hilang.
Pilihan Editor: Banjir Bandang di Pesisir Selatan Sumbar Rusak 80 Rumah, Sebagian Habis Tersapu Air