Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Pemerintah, Dengarkanlah Suara Perempuan!

image-gnews
Tuntutan tentang edukasi menstruasi sehat untuk semua perempuan dari salah satu peserta International Women's Day Jogja 2024 di Bundaran UGM, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
Tuntutan tentang edukasi menstruasi sehat untuk semua perempuan dari salah satu peserta International Women's Day Jogja 2024 di Bundaran UGM, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPeringatan International Women’s Day pada Jumat, 8 Maret 2024 di Yogyakarta diperingati dengan tema “Mari Kak, Rebut Kembali!”. Tema ini diangkat karena sampai sekarang masih banyak persoalan perempuan yang belum terselesaikan dengan bijak oleh pemerintah. 

Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM, Nurul Annisa juga melihat peran perempuan dalam bidang sosial dan politik masih tergolong kecil.

“Perempuan memang sudah mulai dilibatkan dalam peran sosial maupun politik, tetapi angkanya masih tergolong kecil dan hanya untuk sekadar memenuhi keterwakilan perempuan saja,” kata mahasiswa yang akrab disapa Ann kepada Tempo.co, pada 8 Maret 2024.

Ann juga melihat fakta bahwa beban ganda yang kerap diemban perempuan menjadi salah satu pertimbangan keterlibatannya untuk turut serta dalam sektor produktif. Selain itu, pandangan yang melekat pada masyarakat terkait perempuan hanya dalam bidang domestik juga menyulitkan keterlibatannya dalam dunia politik.

Lebih lanjut, Ann menjelaskan perempuan masih menghadapi tantangan di berbagai bidang karena sistem patriarki yang kental sehingga membutuhkan perjuangan lebih besar. 

“Dalam bidang politik perempuan mengalami kesulitan mendapatkan posisi atau jabatan strategis. Sebab, biasanya posisi strategis dominan diisi oleh laki-laki,” katanya.

Pada sektor ekonomi, perempuan berupaya untuk turut meningkatkan perekonomian keluarga dengan bekerja. Namun, masih banyak laki-laki atau suami dalam keluarga yang tidak ingin berbagi peran sehingga perempuan sulit mendapatkan kesempatan setara.

“Saat bekerja, perempuan juga masih mengalami penindasan. Perempuan yang bekerja mendapatkan beban ganda dengan membagi waktu untuk mengurus rumah tangga juga,” ujar mahasiswi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya UGM ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dalam dunia kerja, perempuan juga sulit mengajukan cuti haid. Sebab, cuti tersebut dianggap hanya sebagai alat “menspesialkan” perempuan. Bahkan, wacana cuti melahirkan untuk ayah turut menuai pro-kontra.

Selain dari sisi laki-laki atau suami, banyak perempuan juga menilai cuti melahirkan untuk ayah hanya akan menambah beban. Sebab, ketika di rumah, istri atau perempuan juga turut mengurus suami akibat adanya pola pikir patriarki yang mengakar kuat. 

Pada bidang pendidikan, perempuan pun juga masih sulit mendapatkan akses yang setara, terutama di daerah terpencil. Bahkan, ketika sudah mendapatkan gelar dari pendidikan tinggi, rata-rata perempuan tetap akan bekerja di bidang yang tidak jauh dari sektor domestik. Di sisi lain, dalam bidang kesehatan, perempuan sulit mendapatkan akses kesehatan seluas-luasnya. Perempuan malah menerima dampak dari ketidakterbukaan fasilitas kesehatan, seperti angka kematian tinggi pada ibu hamil dan stunting.

Ann melihat bahwa pemerintah sudah mulai menegakkan hak perempuan dengan pengesahan UU TPKS. Namun, implementasi dari aturan tersebut masih perlu ditegakkan. 

“Jika hanya sekadar undang-undang, tanpa implementasi yang jelas, maka masalah yang dihadapi perempuan masih ada dan tidak terselesaikan, seperti kasus cuti haid, pekerja migran, buruh, dan lainnya,” ujar Ann.

Dengan peringatan International Women’s Day 2024, Ann menyatakan, pemerintah masih memiliki banyak pekerjaan rumah atau PR untuk menyelesaikan masalah perempuan. Selain itu, pemerintah juga perlu banyak mendengarkan suara perempuan terkait hak-hak yang belum dipenuhi.

Pilihan Editor: International Women's Day 2024 Jogja Serukan: Cuci Kaki Gosok Gigi Adili Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

5 menit lalu

Pasar Tradisional. ANTARA
Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki cara khusus agar pedagang pasar tradisional terutama yang Lansia terbiasa membayar retribusi secara digital.


Profil Hanta Yuda, Pendiri dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

1 jam lalu

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda. Tempo/Rezki A.
Profil Hanta Yuda, Pendiri dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

Poltracking mendapat sanksi dari Dewan Etik Persepsi ihwal surveinya tentang tingkat elektabilitas Pilgub Jakarta. Berikut profil pendiri Poltracking.


Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

3 jam lalu

Ilustrasi ana-anak menderita gondongan. Shutterstock
Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

Sebagian warga lokal percaya gondongan bisa diobati bila pasiennya memakai kalung buah mengkudu.


Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

18 jam lalu

Petugas TRC BPBD D.I Yogyakarta melihat kondisi jalan Gunung Kelir-Kutogiri yang tertutup material tanah longsor di Perbukitan Menoreh, Girimulyo, Kulon Progo, D.I Yogyakarta, Selasa, 16 November 2021. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan awal November 2024 ini.


Alur Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah UGM

18 jam lalu

Cara cek plagiarisme di skripsi. Foto: Canva
Alur Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah UGM

Akun @_bje milik Bernando J. Sujibto menyebut dugaan plagiarisme terhadap buku Kuasa Ramalan karya Peter Carey (KPG, 2012).


Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

20 jam lalu

Aksi mengamen online di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Dok. Istimewa
Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

Satpol PP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengawasi maraknya aksi mengamen secara online yang dilakukan sejumlah orang di kawasan ruang publik belakangan ini.


Tanggapan Penerbit KPG Atas Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah UGM

20 jam lalu

Cara cek plagiarisme di skripsi. Foto: Canva
Tanggapan Penerbit KPG Atas Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah UGM

Penerbit KPG menanggapi dugaan plagiarisme dosen sejarah UGM terhadap buku Peter Carey berjudul Kuasa Ramalan.


UGM Bentuk Tim Usut Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah FIB

1 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Bentuk Tim Usut Dugaan Plagiarisme Dosen Sejarah FIB

Pembentukan tim ini menanggapi tuduhan plagiarisme terhadap dosen Departemen Sejarah FIB UGM Sri Margana dan kawan-kawan.


Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

1 hari lalu

Program Green and Clean sedang diadakan di SDN Pengkol, Godean, Yogyakarta, Selasa (27/4). TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

Kasus penyakit gondongan atau parotitis tengah menjadi perhatian di Kota Yogyakarta sepanjang periode Oktober hingga awal November 2024 ini.


Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

1 hari lalu

Sejumlah mahasiswa memegang pita merah dalam kampanye peduli HIV/AIDS di Sichuan, Cina, (01/12). REUTERS/Stringer
Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

Pengecekan atau deteksi dini HIV bisa dilakukan di 18 Puskesmas dan 13 rumah sakit di Yogyakarta. Layanan ini bahkan dibuka beberapa puskesmas.