TEMPO.CO, Jakarta - Isu Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang akan bergabung ke Partai Golkar mencuat ke publik. Hal ini setelah politikus Golkar dan dua petinggi partai koalisi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menyebut Jokowi berencana untuk menguasai Partai Golkar.
Dalam Majalah Tempo edisi 26 Februari – 3 Maret 2024 yang berjudul ‘Hak Angket Kecurangan Pemilu Jokowi’. Jokowi disebut-sebut berencana untuk memimpin gabungan partai Prabowo-Gibran secara langsung. Tujuannya, mengawal pemerintahan Prabowo dan Gibran, putra sulung Jokowi, sampai 2029.
Baca Juga:
Ketika dikonfirmasi langsung, Jokowi tidak menyangkal maupun membenarkan isu dirinya yang akan merapat ke partai berlambang pohon beringin tersebut. Kepala Negara hanya mengatakan bahwa dirinya setiap hari masuk Istana.
“Saya setiap hari masuk Istana,” kata Jokowi ditemui di Mabes TNI, kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, pada Rabu, 28 Februari 2024.
Lantas, bagaimana respon elit partai Golkar soal Jokowi yang akan bergabung ke partai? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Respons Elite Partai Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto buka suara ihwal peluang Presiden Jokowi untuk masuk ke partainya. Politikus yang juga merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengatakan kabar Jokowi bergabung ke Golkar adalah hal yang baik.
“Baik, bagus-bagus saja,” kata Airlangga, ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024.
Ketika ditanya soal perbincangan Jokowi untuk merapat ke Golkar, Airlangga mengatakan Presiden merupakan tokoh nasional milik semua partai. Dia juga menegaskan hal yang sama soal status Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. “(Beliau) dimiliki semua partai,” ucap dia.
Sementara itu, politikus partai Golkar Bahlil Lahadalia mengaku tidak mengetahui mengenai isu kepala negara yang akan bergabung ke partainya. Dia juga mengatakan, tidak ada rencana dari Jokowi untuk berpindah partai dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke Partai Golkar.
“Nggak saya dengar itu. Presiden jadi presiden Republik Indonesia-lah. Nggak ada itu (Jokowi gabung ke Partai Golkar),” kata Bahlil, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada Senin, 26 Februari 2024, dikutip dari Antara.
Kabar mengenai Jokowi yang dianggap akan merapat ke Golkar ternyata bukan pertama kali mencuat. Sebelumnya, eks Gubernur Jakarta itu pernah memberikan gestur tak biasa dengan memakai dasi kuning saat hendak bertolak ke Jepang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2023.
Saat itu, Golkar membaca hal tersebut sebagai sinyal politik presiden yang nyaman hingga tengah merapat pada pihaknya. Ketika ditanya perihal makna dasi tersebut di Bogor pada Selasa, 19 Desember 2023, Jokowi mengatakan “nyaman.”
Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga pernah menggemakan pengakuan presiden yang nyaman dengan pihaknya. Menurut dia, tak hanya Jokowi, hubungan anaknya Gibran Rakabuming Raka dengan Golkar juga semakin dekat.
Dia memberi contoh, Gibran tampak menghadiri undangan acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) di Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu 23 Desember 2023.
“Jadi hubungan (keluarga besar Jokowi) dengan Partai Golkar memang sudah sangat sangat dalam,” kata Airlangga saat menghadiri senam massal rangkaian HUT Golkar ke-59 di Yogyakarta pada Minggu, 24 Desember 2023.
Sementara, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan, pecahnya kongsi antara Jokowi dengan PDIP dapat dinilai sebagai salah satu alasan mantan Wali Kota Solo itu merapat ke Golkar.
Presiden Jokowi secara formal masih merupakan kader PDIP. Namun, realita politik pada pilpres 2024 menunjukan kedua belah pihak sudah beda kepentingan. Terlebih, pasca majunya anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden dari calon presiden Prabowo Subianto.
“Jokowi ini menganggap PDIP tidak memberi rasa aman, kemudian bisa berlabuh ke partai lain,” kata Ujang, yang juga merupakan Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia saat dihubungi pada Selasa, 26 Desember 2023.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Beda Sikap PDIP dan Gerindra Soal Pemberian Gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo