TEMPO.CO, LVIV - Suhu hangat di dalam kantor Gubernur Lviv, Maksym Kozytskyy, menggulung kedinginan saya. Datang pada Rabu, 21 Februari 2024, cuaca di luar ruangan saat itu berkisar dua derajat celsius. Melihat tetamunya menggigil, staf Maksym dengan sigap menawari minuman hangat satu per satu.
Maksym, yang menggunakan baju lengan panjang hitam berbicara mengenai provinsi yang ia pimpin sejak Februari 2020. Dua tahun belakangan, Maksym cukup pusing mengurusi banyaknya penduduk Ukraina yang mengungsi karena serangan Rusia.
“Penduduk Lviv awalnya 2,5 juta, kini jadi dua kali lipat,” ujarnya, seperti ditirukan penerjemah dari Ukraina Crisis Media Center, Julia.
Salah satu yang menjadi pekerjaan besar Maksym dan pemerintah Ukraina adalah mengenai masalah pendidikan. Banyak pelajar, maupun mahasiswa yang berhenti menempuh ilmu karena situasi perang ini. Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah menyekolahkan penduduk Lviv ke luar negeri.
Menurut Maksym, Indonesia menjadi negara yang juga menawarkan pendidikan untuk warga Ukraina. Maksym bercerita, ia sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Kedutaan Besar Indonesia untuk Ukraina untuk menjajaki rencana itu. Pertemuannya berlangsung di kantor Maksym pada Jumat, 16 Februari 2024. “Ada beberapa kampus yang ditawarkan dengan berbagai tingkatan gelar,” ujar Maksym.
Seorang staf Maksym mengatakan, program pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia adalah beasiswa kemitraan negara berkembang (KNB Scholarship). Dalam laman KNB, ada 31 universitas yang bakal menjadi tempat kuliah dari gelar strata 1 hingga strata 3.
Beberapa di antaranya adalah Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada. Pengumuman siapa yang akan menerima beasiswa itu akan dilakukan pada Juni 2024.
Maksym berterima kasih dengan tawaran itu. Menurut dia, pemerintahannya tak melarang warganya untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Ukraina, lanjut dia, selama ini menjadi primadona bagi mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan kedokteran dan teknik.
Maksym menuturkan, ia hanya merekomendasikan perempuan untuk bisa belajar di luar Ukraina. Dia tak menjelaskan kenapa laki-laki tak direkomendasikan untuk kuliah di luar Ukraina.
Pilihan Editor: Komentar Mahfud Md Ketika Ditanya Soal Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024