TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Komisaris Utama Pertamina yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengkritik Joko Widodo atau Jokowi. Ucapan Ahok itu terekam dalam potongan video yang beredar di media sosial TikTok. "Sekarang saya mau tanya di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama (jadi) wali kota (Solo). Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Nah, makanya kita bisa berdebat begitu," kata Ahok dalam video yang diunggah akun TikTok @mahrus4l1.
Kepada awak media, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK merespons pernyataan Ahok tersebut. Ini bukan kali pertama Jusuf Kalla mengomentari Ahok. Dulu sejak ia masih wakil presiden dan tim pendukung Jokowi-Ma’ruf, Jusuf Kalla beberapa kali mengomentari dan menyindir Ahok. Apa saja sindiran JK?
1. Tenang-tenanglah Pak Ahok
Pada Selasa, 12 Februari 2019, Jusuf Kalla yang menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, menyarankan agar Ahok menikmati masa kebebasaannya dari penjara sebelum mulai kembali berpolitik praktis. "Ya lebih baik situasi seperti inilah, tenang-tenanglah Pak Ahok. Jadi ya jalan-jalan dulu atau apa. Karena dia, Ahok kan sudah empat kali pindah partai juga," kata Jusuf Kall, dikutip dari Antara.
Ahok bebas dari penjara beberapa bulan sebelum Pilpres 2019. Kalla menyarankan agar anggota lain TKN tidak menyarankan Ahok untuk masuk ke dalam tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Menurut Kalla, itu bisa berimbas menurunnya elektabilitas Jokowi sebagai capres petahana. "Lebih baik (Ahok) tenang-tenang, toh pemilu dua bulan lagi, juga efeknya tidak akan banyak," katanya.
2. Ahok Diminta Legawa Kalah dari Anies
Kalla berharap pasangan Ahok-Djarot bisa menerima hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, tatkala Ahok-Djarot kalah dari Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. "Kita mengharapkan Pak Basuki dan Djarot itu legowo," kata Jusuf Kalla, Rabu, 19 April 2017. Pasangan inkumben itu juga diharapkan melaksanakan sisa kepemimpinan dengan baik, tanpa ada masalah. Sebab, gubernur terpilih baru akan dilantik sekitar lima bulan setelah pemungutan suara.
3. Kalla Mengomentari Banyak Pemilih Ahok di Petamburan
Sewaktu Pilkada 2017, Kalla pernah mengomentari perolehan suara. Dia mencontohkan, di Jakarta Utara suara Ahok unggul. Adapun di Jakarta Selatan, suara Anies lebih unggul. Kalla mengatakan ini terkait suara pasangan Ahok-Djarot yang unggul di TPS tempat Rizieq Shihab tinggal, di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.
Pemungutan suara pemilih Ahok di TPS 17 Petamburan mencapai 278 suara. Anies mendapat 212 suara. Dan, Agus mendapat 38 suara. Kalla mengatakan pemilih tidak menjadikan kasus dugaan penistaan agama yang mendera Ahok sebagai satu-satunya faktor. "Kalau pemilih, berbagai faktor, tidak satu faktor," kata Kalla, Rabu, 15 Februari 2017. "Suara tidak berpengaruh siapa yang tinggal di situ.”
4. Kalla Sindir Ahok Sering Minta Maaf
Bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyindir Ahok yang terpaksa meminta maaf kepada Ma’ruf Amin, waktu itu sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nadlhatul Ulama. Kalla mengatakan, pemimpin yang berkali-kali meminta maaf menjadi indikasi, dia sering melakukan kesalahan berulang.
“Dengan kejadian kemarin (dengan Ma’ruf), coba sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati sehingga bisa buat kesalahan,” kata Kalla, Jumat, 3 Februari 2017. Sebelumnya, Ahok terpaksa meminta maaf atas ucapannya yang dianggap menista agama terkait dengan Surat Al-Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka.
5. Mulutmu Harimaumu
Pada Rabu, 26 Oktober 2016, Ahok bertemu Jusuf Kalla. Waktu itu, Kalla berpesan kepada Ahok untuk tidak banyak bicara. Kalla sempat mengkritik Ahok terkait kasus Surat Al-Maidah ayat 51. Kalla mengumpamakan Ahok dengan calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang suka menuduh kiri-kanan dan berbicara kasar. "Jadi, ya, mulutmu harimaumu, itu saja masalahnya, masalah Jakarta itu," kata Kalla.
KAKAK INDRA PURNAMA | AMIRULLAH SUHADA | TIM TEMPO | ANTARA
Pilihan Editor: Pakar Sebut Gaya Ahok Serang Jokowi dan Gibran Bisa Rugikan Elektabilitas Ganjar-Mahfud