TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, melakukan kunjungan ke rumah pribadi Emil Salim di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan pada Minggu malam, 28 Januari 2024. Dalam pertemuan antaran mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan Emil Salim itu membahas berbagai hal.
Beberapa hal yang dibahas mulai dari peningkatan kualitas manusia dan skor PISA. PISA merupakan bentuk penilaian internasional yang mengukur tiga aspek yaitu literasi membaca, matematika, dan sains.
Anies mengaku mendapat undangan resmi dari Emil pada 25 Januari 2024. Ia terkesan dengan stamina Emil yang kini menginjak usia 93 tahun. Anies mengatakan menaruh hormat kepada sosok yang lahir di Lahat, Palembang.
"Kalender usia beliau (Emil Salim) 93 tahun. Tapi sepanjang pembicaraan tadi tidak sedikitpun beliau berbicara tentang masa lalu. Tidak ada kata dulu, tidak ada kata kemarin. Yang ada adalah tentang masa depan," ujarnya dalam rilis pada Senin, 29 Januari 2024.
Dalam diskusinya bersama Emil, keduanya membahas masalah bonus demografi, persoalan wilayah tertinggal, kesiapan menghadapi krisis iklim, memanfaatkan kemajuan teknologi, membuat masyarakat yang mayoritas berpenduduk muslim menjadi masyarakat yang maju.
"Pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan. Hal-hal masa depan. Lalu beliau menyampaikan pandangannya, menyampaikan paparannya," kata Anies.
Anies juga mengaku sempat ditanyai Emil ihwal sejauh mana skor PISA, capaian pendidikan suatu negara. Anies menilai kalau Emil Salim menanyakan soal PISA, berarti ia mengikuti isu tersebut. Ia meyakini bahwa hanya pribadi yang mengikuti perkembangan secara terus menerus yang bisa membahas hal di atas.
"Bangsa Indonesia menurut Anies memiliki sosok yang bisa dijadikan teladan," kata Anies.
Seluruh pesan dari diskusi tersebut, kata Anies, akan dijadikan bekal ke depannya. Ia meyakini kalau beberapa topik pembicaraannya sejalan dengan gagasan perubahan. "Jadi pembicaraan kami sangat kaya dengan intelektualitas. Kalau Anda di situ kagum. Saya pun kagum," kata Anies.
Penggagas gerakan Indonesia Mengajar itu mengatakan senang bisa berdiskusi dengan Emil Salim. Dia mengenang momen pertama kali dirinya berdiskusi dengan Emil ketika masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
"Pak Emil waktu itu menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup. Saya diajak bertemu di Kebun Raya Bogor. Dan pulangnya naik mobil menteri pertama kali, Volvo," ujarnya.
Dia mengenang banyak kegiatan-kegiatan-kegiatan yang selama ini dikerjakan dengan salah satu idolanya tersebut. Ia pun tak menampik hubungan kedekatan antardua keluarga.
"Keluarga kami juga dekat dengan keluarga pak Emil. Silaturahmi kita terjaga. Jadi malam ini malam tang sangat mengesankan. Saya banyak mendengar juga, bercerita juga. Jadi tadi dialognya dua arah," katanya.
Pilihan Editor: Cak Imin dan Tom Lembong Kampanye di Yogyakarta: Siap-siap Hadapi Opung