TEMPO.CO, Jakarta - Acara Desak Anies edisi Yogyakarta akhirnya terlaksana usai sempat tersendat karena pembatalan mendadak izin pengelolaan tempat. Anies Baswedan memasuki Convention Hall, aula tempat berlangsungnya Desak Anies pada pukul 14.15.
Anies mengenakan baju kaos hitam yang langsung disambut ribuan peserta sambil mengelu-elukan namanya. Anies juga sempat berkeliling untuk menyapa dan berfoto bersama sebagian peserta di dekat panggung. Anies juga melihat beberapa spanduk yang dibawa peserta, seperti bertuliskan “bukan catatan MK” dan “hidup pendidikan Indonesia”.
Dalam Desak Anies itu, Setelah bercerita tentang masa muda di Yogyakarta ketika menempuh pendidikan di SMA 2 Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada, Anies mulai membahas terkait janji untuk Yogyakarta, jika terpilih menjadi Presiden.
Anies menjelaskan, Yogyakarta menjadi kota yang memiliki banyak keunikan. Menurutnya, saat menyebut Yogyakarta, jangan membayangkan administrasi kota, tetapi ekosistem masyarakat. Sebab, ekosistem kota ini memiliki keunikan yang berbeda dari masyarakat lain. Masyarakat Yogyakarta terbuka dalam menyambut anak-anak seluruh indonesia untuk menuntut ilmu. Selain itu, kota ini juga menjunjung tinggi budi pekerti, adab, dan tata krama.
“Tindakan itu tidak dilakukan satu orang, tetapi secara kolektif,” ujar Anies dalam Desak Anies Yogyakarta pada Selasa, 23 Januari 2024, seperti dikutip kanal YouTube Anies Baswedan.
Anies melanjutkan bahwa Yogyakarta juga memiliki ekosistem kebudayaan yang luar biasa. Banyak budayawan dan seniman tumbuh dari kota ini sejak dahulu. Akibatnya, kota ini memiliki akar budaya yang kuat. Kota ini juga menjadi rumah bagi siapa saja yang datang dan tumbuh di sini.
“Kami memandang Jogja harus dijadikan salah satu pusat kebudayaan Indonesia, tempat penumbuhan budaya Indonesia. Kita berencana Jogja sebagai kancah baur budaya, tempat melting pot kebudayaan Indonesia,” kata Anies.
Lebih lanjut, Anies menegaskan, Yogyakarta akan dibuatkan beberapa fasilitas untuk mendukungan kota sebagai kancah baur budaya. Anies menjanjikan akan membuat pusat sinema, ruang terbuka hijau, dan meneruskan transportasi umum dengan Translingko Jogja. Selain itu, ia juga akan membuat ruang ekspresi untuk kesenian dan olahraga.
Melihat sampah menjadi permasalahan yang sedang terjadi di Yogyakarta, Anies ingin mengadakan pengelolaan sampah terpadu di seluruh wilayah. Bahkan, hal terpenting lain, ia ingin menjamin kebebasan bersuara di kampus yang dilakukan para mahasiswa. Tidak hanya itu, kawasan selatan Yogyakarta yang kerap terlewat dalam pengembangan akan dilakukan akselerasi secara baik.
“Yogyakarta kami bayangkan sebagai pusat kegiatan kebudayaan dan kegiatan pendidikan akan bisa tumbuh di sini,” ujar Anies.
Selain infrastruktur yang bisa diabadikan 5 tahun sebelum Pilpres, menurut Anies, pemerintah juga harus memikirkan pembangunan kebudayaan jangka panjang. Gagasan kancah baur budaya Anies Baswedan dalam Desak Anies diharapkan membuat beragam kebudayaan terpusat dan tumbuh di Yogyakarta dilengkapi sikap masyarakat setempat yang menjunjung etika.
RACHEL FARAHDIBA R | SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Lokasi Acara Desak Anies di Yogya Berpindah Lagi, Total Sudah Lima Kali Berubah