TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan Khofifah Indar Parawansa harus nonaktif dari Ketua Umum Muslimat NU. Sebab, Khofifah telah terdaftar dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Yahya tak hanya Khofifah, para ketua cabang dan wilayah yang terlibat dalam pencalonan legislatif juga harus mengundurkan diri dari jabatannya. "Ada sejumlah ketua wilayah dan ketua cabang yang mencalonkan diri, baik sebagai calon anggota DPR di berbagai tingkatan dari berbagai partai, macam-macam partainya, mereka harus mengundurkan diri dan harus diganti," katanya, dikutip dari Antara.
Tentang Penonaktifan Khofifah
1. Mengirim Surat
Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2022-2027 mengirimkan surat permohonan nonaktif kepada PBNU dan mundur dari jabatannya pada 20 Januari 2024.
“Nanti malam saya akan menyampaikan surat kepada PBNU untuk nonaktif (kepengurusan organisasi)," katanya. Pernyataan tersebut disampaikan setelah menghadiri acara Hari Lahir ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, dikutip dari Antara pada 20 Januari 2024.
2. Bergabung TKN Prabowo-Gibran
Khofifah menyebutkan alasan menyerahkan surat permohonan nonaktif, karena telah tergabung sebagai Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Ia juga menyatakan pada 21 Januari 2024, baru resmi masuk TKN.
Ia menegaskan tidak ada sangkut pautnya soal imbauan dengan warga NU. “Kalau imbauan enggaklah, karena organisasi itu kan enggak punya hak pilih, yang punya hak pilih dari warganya,” katanya.
3. NU Tak Boleh Terseret dalam Kampanye
Sebelumnya telah disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, Khofifah Indar Parawansa harus nonaktif dari Ketua Umum Muslimat NU jika sudah resmi tergabung ke dalam TKN pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Secara lembaga, kata Yahya, keorganisasian NU tidak boleh terseret dalam kampanye atau polemik atas dukung mendukung soal Pilpres. Namun, secara personal, NU sebagai organisasi tidak berhak untuk menghalang-halangi.
“Pribadi-pribadi tentu kita tidak berhak menghalangi, siapa pun itu. Parameternya sudah saya jelaskan tadi tentang bagaimana keterkaitan antara keterlibatan pribadi dengan organisasi. Tapi NU secara kelembagaan jelas tidak terlibat,” ujarnya.
4. Ingin Menang Signifikan
Khofifah memang sudah menyiratkan dukungan untuk Prabowo-Gibran “Targetnya menang signifikan,” kata Khofifah setelah mengunjungi Ponorogo saat peresmian hunian sementara korban tanah gerak di kota tersebut. “Saya koordinasi dengan Tim Kampanye Daerah (TKD), kan ada TKD kota dan provinsi agar bisa memaksimalkan. Kalau saya tim 02, saya ingin bersama elemen strategis,” katanya.
5. Mendapat Suara eks-Karesidenan Mataraman
Khofifah bersama Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dan seluruh elemen pendukung berharap mendapat suara sebanyak-banyaknya, salah satunya di wilayah eks-Karesidenan Mataraman yang meliputi Kabupaten-Kota Madiun Raya (Ngawi, Magetan. Madiun, Ponorogo, Pacitan) dan Kediri Raya (Nganjuk, Kediri, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek). “Yang penting kualitas demokrasi kita jaga, keamanan dan kedamaian, suasana kondusif kita jaga,” katanya.
MYESHA FATINA RACHMAN I ANTARA I KUKUH S. WIBOWO
Pilihan Editor: Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Ini Kata Sejumlah Jemaah Muslimat NU