Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jam Gadang Saksi Bisu Pengibaran Bendera Pertama dan Demonstrasi Nasi Bungkus pada 1950

image-gnews
Suasana kawasan Jam Gadang yang sepi di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat, 17 April 2020. Sejumlah provinsi dan kabupaten/kota saat ini mulai memberlakukan aturan PSBB setelah mengajukan usulan yang kemudian disetujui oleh Kementerian Kesehatan yang antara lain diputuskan berdasarkan pertimbangan epidemiologis. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.
Suasana kawasan Jam Gadang yang sepi di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat, 17 April 2020. Sejumlah provinsi dan kabupaten/kota saat ini mulai memberlakukan aturan PSBB setelah mengajukan usulan yang kemudian disetujui oleh Kementerian Kesehatan yang antara lain diputuskan berdasarkan pertimbangan epidemiologis. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jam Gadang lebih banyak dikenal masyarakat sebagai destinasi wisata ketika berkunjung ke Sumatera Barat. Lebih dari itu, Jam Gadang merupakan monumen dan salah satu simbol dari Kota Bukittinggi. Monumen dengan tinggi sekitar 27 meter itu diresmikan pada 25 Juli 1927 atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina. 

Terlepas dari keindahannya, Jam Gadang ternyata pernah menjadi saksi bisu beberapa peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Salah satu peristiwa pentingnya adalah pengibaran bendera merah putih sesaat setelah berita proklamasi tersiar. Saat itu, masyarakat Bukittinggi langsung berinisiatif memasang bendera Indonesia di Jam Gadang meski mendapat pertentangan dari tentara Jepang. 

Pada 1950, Jam Gadang juga menjadi saksi bisu demonstrasi “nasi bungkus”. Dilansir dari jurnal Studi Amerika berjudul; “PRRI Dalam Perspektif Militer dan Politik Reguonal: Sebuah Reinterpretasi” demonstrasi nasi bungkus adalah sebuah respons atas ketidakpuasan massal yang akhirnya mencapai puncaknya pada akhir 1950. Penyebab dari retaknya hubungan antara daerah dan pusat. Konflik tersebut memiliki imbas psikis dalam pelayanan sektor publik.

Sikap pro dan kontra terhadap unsur “co” (federal atau pro-Belanda) dan “non-co” (pro-Republik) juga muncul di lingkaran pegawai dan pedagang kota. Selama ditinggalkan penduduk, kota-kota di Sumatera Barat termasuk Bukittinggi hanya didiami oleh orang Cina dan pegawai federal yang tidak ikut mengungsi imbas dari Agresi Militer Belanda. 

Akhirnya, aset-aset seperti toko dan pasar yang ditinggalkan diambil oleh orang Cina dan pegawai federal. Namun, ketika kedaulatan diserahkan kembali dan penduduk kembali, mereka tidak mau mengembalikan begitu saja tempat-tempat yang sudah mereka diami berdasarkan kontrak dengan penguasa kota sebelumnya. 

Saat itu, masyarakat mengalami puncak ketidakpuasan dan ketaksabaran melihat perilaku pemimpin mereka yang sejak masa kolonial lebih suka berpolitik daripada memperhatikan persoalan nyata yang dihadapi rakyat waktu itu. Padahal, saat itu jembatan-jembatan dan jalan banyak yang hancur, gedung-gedung serta toko-toko dan rumah banyak yang terbakar akibat politik bumihangus di masa perang kemerdekaan.

Keadaan tersebut diperburuk dengan kebutuhan pokok sehari-hari yang belum terpenuhi secara normal. Dikutip dari buku Ensiklopedi Minangkabau (2005), ada akhirnya, Januari 1950 menjadi momentum berdemonstrasi bagi 10.000 penduduk Bukittinggi dan sekitarnya. Mereka berjalan dari arah Jam Gadang menuju Kantor Gubernur Sumatera Tengah. Tak lupa, mereka membawa puluhan spanduk berisi kalimat kekecewaan. Mereka merasa diabaiakan oleh para pemimpin sipil dan militer yang mereka bantu selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan semangat nyata, mereka menamakan demonstrasi tersebut sebagai demonstrasi nasi bungkus. Nasi bungkus dipilih sebagai simbol bantuan mereka pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Sesampainya di Kantor Gubernur, mereka segera menuntut pemerintah untuk bertindak tegas dengan mengembalikan toko kepada pemilik atau penyewa lamanya. Tak hanya itu, mereka meminta pemerintah menunjukkan sedikit penghargaan kepada bekas pejuang gerilya yang telah mandi keringat dan darah untuk kemerdekaan Indonesia. 

Akibat buruknya persoalan politik nasional di tingkat pusat, kelompok militer dan kaum politisi lokal yang dilanda frustasi mencoba mencari jalan keluar sendiri-sendiri dari krisis ekonomi yang dihadapi. Kelompok militer, dalam hal ini, mengambil langkah sendiri dengan mencoba memenuhi kebutuhan logistik dan kesejahteraan prajurit mereka dengan penyelundupan, dan nantinya turut mempertajam konflik regional dan pusat. 

ANANDA RIDHO SULISTYA  | FACHRI HAMZAH

Pilihan Editor: Keunikan Jam Gadang di Bukittinggi, Misteri Angka IIII bukan IV hingga Lonceng Vortmann Recklinghausen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

6 jam lalu

Sebuah kapal pasokan Filipina berlayar di dekat kapal Penjaga Pantai Cina selama misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dilarang terbang di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. REUTERS/Adrian Portugal
Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan


4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

17 jam lalu

Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer (Lanud) Soewondo Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 11 April 2020. Sebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19 sementara tersebut saat ini kondisi kesehatannya baik dan tidak ada menunjukan gejala infeksi seperti demam, batuk dan sesak nafas. ANTARA
4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

2 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

3 hari lalu

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. Berdasarkan sistem dinasti, ia berpotensi menjadi pemimpin Korea Utara menggantikan kakaknya. REUTERS/Jorge Silva
Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

5 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

5 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

7 hari lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.