TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Ahmad Muzani, menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal keberlanjutan kepemimpinan. Menurut Muzani, pernyataan itu normatif.
Muzani menepis anggapan pernyataan itu sebagai sinyal dukungan pada pasangan calon tertentu dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Itu bukan pernyataan yang dimaksudkan untuk mendukung satu paslon tertentu, tapi siapapun nanti yang akan menjadi pemenang adalah kan pasti ada keberlanjutan dan itu normatif,” kata Muzani saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Jumat, 12 Januari 2024.
“Bagi seorang Kapolri karena tugas utamanya adalah menjaga keamanan dan ketertiban nasional maka keberlanjutan itu menjadi penting,” kata Muzani yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra.
Kapolri singgung keberlanjutan kepemimpinan
Pernyataan soal keberlanjutan kepemimpinan itu disampaikan Listyo Sigit Prabowo dalam pidato Perayaan Natal bersama Polri pada Kamis lalu, 11 Januari 2024. Awalnya, Listyo menyampaikan Pemilu 2024 merupakan tahapan penting bagi masyarakat karena akan memilih pemimpin yang akan melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan untuk kedepan bukan pemimpin yang kita pelihara dan selalu mencari perbedaan sehingga menimbulkan konflik," kata Listyo Sigit dalam pidatonya.
Dalam Pilpres 2024, terdapat pasangan calon yang mengusung tema keberlanjutan dari pemerintahan Presiden Jokowi dan tema perubahan. Tema keberlanjutan itu digaungkan oleh pasangan Prabowo Subianto yang menggandeng putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres serta pasangan dari koalisi PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Sementara tema perubahan diusung oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskanda.
Sekjen PDIP tanggapi pernyataan Kapolri
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun menanggapi pernyataan Listyo Sigit tersebut. Hasto menilai Listyo Sigir sebaiknya tidak membuat pernyataan yang bisa dianggap sebagai dukungan kepada salah satu pasangan calon tertentu. Hasto menyatakan banyak orang berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024.
“Dari suara-suara rakyat kepada Kapolri, itu menunjukkan bahwa harapan terhadap Polri agar netral, agar tidak membuat pernyataan yang bisa dipersepsikan mendukung pasangan tertentu,” kata Hasto di Ragunan, Jakarta Selatan pada Jumat, 12 Januari 2024 seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko sudah memberikan klarifikasi soal pernyataan Kapolri. Trunoyudo mengatakan, pernyataan Listyo itu merujuk pada keberlanjutan kepemimpinan Indonesia sejak Presiden RI pertama Sukarno hingga Jokowi.
“Yang dimaksudkan adalah keberlanjutkan sejak presiden pertama Ir. Sukarno sampai presiden saat ini ketujuh Ir. Joko widodo untuk mewujudkan pembangunan di Indonesia yang selalu berkelanjutan dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya,” kata Trunoyudo dalam keterangan persnya pada Jumat malam, 12 Januari 2024.
DANIEL A. FAJRI| YUNI ROHMAWATI| SULTAN ABDURRAHMAN