Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HUT ke-51 PDI Perjuangan, Megawati Ingatkan Posisi Penting Rakyat

image-gnews
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan beasiswa secara simbolik kepada sebelas penerima Megawati Fellowship Program Tahun 2023 dengan didampingi oleh Ketua DPP PDIP Yasonna H. Laoly dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024. Humas PDI Perjuangan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan beasiswa secara simbolik kepada sebelas penerima Megawati Fellowship Program Tahun 2023 dengan didampingi oleh Ketua DPP PDIP Yasonna H. Laoly dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024. Humas PDI Perjuangan
Iklan

INFO NASIONAL - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan seluruh kadernya agar tidak pernah meninggalkan rakyat. Partai berlogo banteng itu menjadi besar berkat dukungan ‘akar rumput’.

“Saya selalu mengajarkan anak-anak jangan pernah meninggalkan rakyat,” ujarnya saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024.

Setiap berziarah ke makam ibunya, Fatmawati, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Megawati selalu membawa tiga anaknya, Puan Maharani, Prananda Prabowo, dan Mohammad Rizki Pratama. “Saya selalu bawa bunga lebih banyak. Setelah selesai ziarah, anak-anak saya minta mencari makam-makam pahlawan lain, terutama yang batu nisan tak bernama dan tabur bunga di atasnya.”

Tindakan ini, Megawati melanjutkan, sebagai pengingat bahwa para pahlawan tanpa nama itulah rakyat yang berjuang segenap tenaga demi Indonesia. Rakyat pula yang selama puluhan tahun berjuang bersama Megawati dalam membesarkan partai yang awalnya bernama PDI. 

Bertumbuh di era Orde Baru, partai ini mendapat beragam intimidasi. Puncaknya pada 1993 hingga 1996 ketika kekuasaan memaksa PDI terpecah, menimbulkan dualisme kepemimpinan. Di tahun 1996, kubu Suryadi berhadapan dengan kubu Megawati. Berujung pada kerusuhan pada Juli di tahun itu dengan peristiwa yang disebut “Kudatuli". 

Menghadapi rezim yang otoriter, rakyat akhirnya banyak yang mendukung Megawati sehingga lahir nama baru “PDI Perjuangan”. Partai ini semakin besar karena masyarakat menganggap perwakilan dalam melawan penindasan. Terlihat pada raihan kursi di DPR pada 1999, setahun setelah reformasi, yakni 33,12 persen. Adapun pada Pemilu 2019 silam, PDI Perjuangan mendominasi kursi DPR sebanyak 22,26 persen atau satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas (Presidential Treshold).

“Karena itu betapa pentingnya turun ke rakyat, mereka kekuatan kita,” kata Mega. “Sebagai kontemplasi, selama 51 tahun kita bisa begini bukan karena presiden atau kekuasaan lainnya, tetapi karena rakyat mendukung kita.”

Bersama rakyat, PDI Perjuangan berhasil menyintasi beragam tekanan. Hal inilah, sebut Megawati, sesuai dengan tema HUT ke-51 PDI Perjuangan, “Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang". 

Ia menjelaskan, kata “Satyam Eva Jayate” berasal dari bahasa Sanskrit, artinya sebagaimana tertulis pada tema tersebut. Megawati yang gemar membaca buku, menemukan kalimat tersebut pada sejarah Kerajaan Majapahit. Dikisahkan, terjadi kesulitan pada kerajaan tersebut, hingga muncullah seorang empu yang mengatakan kepada sang raja, Raden Wijaya agar tak perlu khawatir karena kebenaran pasti menang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalimat ini menjadi penyemangat Megawati dalam menjalankan partai. Dicurangi, ditindas, diintimidasi, namun ia tak pernah menyerah. Perlawanan ini yang menimbulkan simpati dari rakyat, dan akhirnya mau berjuang bersama.

Ia mengamati kondisi serupa yang kurang menyenangkan pada perpolitikan belakangan ini. Misalnya terjadi keributan karena kalah dalam pemilihan presiden. “Saya pernah jadi presiden. Setelah tidak terpilih ya sudah, tidak ribut,” kata Presiden RI ke-5 ini.

Selain itu, hukum juga seolah kehilangan wibawa. Sejumlah tindakan represif terjadi dan melibatkan aparat keamanan. Megawati mengingatkan TNI dan Polri agar menghindari perbuatan tersebut karena sejatinya mereka bertugas untuk mengayomi rakyat. “TNI dan Polri harus ingat. Mereka dibayar negara. Dari mana duitnya, dari rakyat yang bayar pajak. Jadi yang harus dilindungi siapa? Ya rakyat,” ucapnya.

TNI dan Polri, lanjut Megawati, juga harus menjunjung tinggi janjinya yaitu bersikap netral selama Pilpres, Pileg, dan Pilkada 2024. “Bebaskan rakyat untuk memilih pemimpinannya dengan arif dan bijaksana. Jangan disuruh-suruh atau diintimidasi. Order Baru saja jatuh, artinya kekuasaan tidak langgeng.”

Calon Presiden Ganjar Pranowo yang memberikan testimoni, mengakui telah terjun ke tengah rakyat dan mendengar berbagai keluhan. Antara lain terkait kenaikan harga, kelangkaan pupuk subsidi, kesulitan nelayan mendapat bahan bakar, masalah putus sekolah, serta rakyat kecil yang tak dapat mengakses layanan kesehatan.

Melalui Pemilu 2024, semua kesulitan tersebut sedang diperjuangkan agar berubah menjadi baik. “PDI Perjuangan menjadi harapan memperjuangkan rakyat, agar kemenangan itu bisa mewujudkan harapan mereka,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan agar hari jadi partai ini menjadi refleksi dan meningkatkan upaya menjadi lebih baik. “Saya sependapat, kesejahteraan dapat dicapai jika kita dapat mengatasi kemiskinan. Itu harus dihapus dari bumi Indonesia ini,” ujar dia. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

16 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.


Safari Silaturahmi, Golkar Banten Bertemu Empat Parpol

16 jam lalu

Safari Silaturahmi, Golkar Banten Bertemu Empat Parpol

Golkar Banten diperintahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) agar melakukan silaturahmi dengan seluruh parpol di Banten.


NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu

17 jam lalu

NMC Deklarasikan Dukungan untuk Nikson Cagub Gubsu

Nikson Nababan merupakan simbol perubahan. Selain itu, sebagai perwujudan dari konsep pluralisme Sumatera Utara. Dia juga dipandang sebagai pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat dan mengalami proses dari bawah.


Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

21 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.


Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

23 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.


Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.


Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.


Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, ketika ditemui di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.


Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.


Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

1 hari lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.