TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan kerja di pertambangan nikel kembali terjadi. Kali ini, terdapat insiden ledakan tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Sulawesi Tengah pada Minggu, 24 Desember 2023. Insiden tersebut menewaskan 13 pekerja dan lainnya luka-luka. Kejadian tersebut bukanlah kali pertama terjadi di kawasan IMIP.
Istilah smelter muncul dari sebuah proses yang dinamakan smelting. Dalam dunia pertambangan, smelting adalah proses ekstraksi bijih logam murni yang ditambang dari bumi.
Di Indonesia, penyediaan smelter adalah suatu keharusan bagi perusahaan penambang mineral logam seperti perusahaan penghasil nikel yang banyak ditemukan di Halmahera Timur, Maluku Utara dan juga di Morowali. Berikut fakta-fakta smelter nikel di Indonesia.
1. Smelter wajib bagi perusahaan logam atau bijih mineral
Smelter adalah sebuah kewajiban bagi perusahaan yang bergerak di pertambangan mineral logam, salah satunya nikel. Hal tersebut merujuk Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam aturan tersebut, pemerintah mewajibkan perusahaan pertambangan mineral logam untuk membangun smelter atau fasilitas pengolahan bijih mineral.
2. Smelter berfungsi menambah nilai jual
Smelter adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.
3. Pekerjaan smelting berbahaya
Smelting merupakan pekerjaan yang penuh risiko. Sebab, pekerja harus bersinggungan langsung dengan suhu tinggi yang bisa membahayakan keselamatan. Selain itu, terkadang bijih yang diolah juga mengandung zat-zat berbahaya. Belum lagi alat-alat berat yang digunakan pun menyimpan potensi risiko besar karena untuk mengoperasikannya harus sangat berhati-hati.
4. Smelter nikel memiliki manfaat ekonomi signifikan
Keberadaan smelter baru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk berinvestasi dalam pengembangan potensi di suatu daerah. Hal ini memberikan dampak positif terhadap pembangunan ekonomi regional maupun nasional.
5. Bertujuan mengubah bijih nikel menjadi produk murni
Dikutip dari berbagai sumber, tujuan dasar smelter nikel adalah untuk mengubah bijih nikel menjadi produk akhir yang lebih murni, seperti nikel matte atau feronikel, nikel pig iron (NPI), nikel sulfat dan sebagainya. Sehingga keberadaan smelter nikel memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai tambah produk pertambangan logam ini
6. Mengurangi dampak lingkungan
Pengolahan bijih nikel menjadi produk akhir di dalam negeri juga berpotensi mengurangi dampak lingkungan. Sebab smelter nikel dapat mengolah lebih lanjut terhadap limbah pertambangan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan. Apalagi potensi ekspor bijih nikel mentah merusak lingkungan ternyata lebih besar
7. Kecelakaan smelter nikel sejak 2015
Juru Kampanye Trend Asia, Arko Tarigan mengatakan bahwa telah terjadi 19 kecelakaan di smelter nikel di seluruh Indonesia.
Arko mengatakan, sepanjang 2015 hingga 2022, Trend Asia mencatat 53 orang pekerja smelter menjadi korban jiwa dalam kecelakaan kerja di industri nikel. Sebanyak 40 orang merupakan tenaga kerja Indonesia, sedangkan 13 lainnya merupakan tenaga kerja asing atau TKA Cina.
ANANDA RIDHO SULISTYA | HENDRIK KHOIRUL MUHID | KORAN TEMPO | RIRI RAHAYU | ANDIKA DWI | IDRIS BOUFAKAR
Pilihan Editor: Respons Ganjar Soal TKA Cina di Jateng: Kita Usir Aja, Kamu Bisa Gantikan Nggak?