TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah menetapkan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dalam sidang ke-18 Komite WBTB UNESCO di Kasane, Botswana, Rabu, 6 Desember 2023.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Budaya Sehat Jamu, atau Jamu Wellness Culture, resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda ke-13 dari Indonesia yang diinskripsi ke dalam Representative List of the Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.
Dalam sidang di Botswana tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyambut gembira pengakuan tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah menetapkan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda. Penetapan ini akan memperkuat upaya Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya, serta berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global,” kata Nadiem.
Selain jamu, ternyata terdapat minuman dari negara lain yang telah lebih dulu dinobatkan sebagai WBTB oleh UNESCO. Berikut adalah tiga di antaranya.
1.Turkish Coffee
Turkish coffee diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2013. Kopi ini bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari upacara tradisional di Turki.
Dikutip dari Euronews, Turkish coffee dibuat dengan cara khusus, menggiling biji kopi sampai sangat halus dan dimasak dengan gula di dalam teko tembaga khusus yang disebut cezve. Minuman ini juga menjadi simbol kebersamaan dan keramahan dalam budaya Turki.
2. Chinese Tea
Chinese tea, tradisi teh Cina, telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2016. Teh bukan hanya minuman di China; itu adalah seni dan cara hidup.
Ritual minum teh yang cermat, pengolahan daun teh dengan keterampilan khusus, dan variasi teh yang beragam mencerminkan sejarah dan nilai-nilai filosofis dalam budaya China.
3. Belgian Beers
Belgian beers yang terkenal dengan ragam rasa dan jenisnya, juga menjadi bagian dari Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2016. Belgia dikenal sebagai surganya penghasil bir, dengan berbagai jenis seperti lambic, witbier, dan trappist yang memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing.
Dilansir dari NDTV, bir digunakan tidak hanya pada minuman khusus kesempatan tetapi juga sebagai bagian dari masakan sehari-hari. Pembuatan bir di Belgia bukan hanya sekadar proses, tetapi juga seni dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pengakuan UNESCO terhadap minuman-minuman ini mencerminkan pentingnya tradisi dan keberlanjutan budaya dalam kuliner global. Selain minuman, UNESCO juga mengakui beberapa makanan lainnya sebagai Warisan Budaya Takbenda, seperti baguette dari Prancis dan kimchi dari Korea. Keberagaman ini memberikan pandangan yang lebih luas tentang bagaimana kekayaan budaya dapat diwujudkan melalui meja makan, menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa kini.
Pilihan Editor: Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Bahasa Resmi UNESCO