TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto batal mengisi sambutan terbuka Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Dalam agenda tersebut juga dijadwalkan dihadiri kandidat Capres Anies Baswedan.
Informasi batalnya Airlangga hadir dalam acara tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso. Ia menyebut Ketua Umum Golkar tersebut diminta oleh Presiden RI Joko widodo alias Jokowi.
"Tadi betul-betul sangat mendadak beliau sudah berjalan sini dan kami juga sedang mewakili di acara yang lain tiba-tiba bapak menko dipanggil bapak Presiden dan kami diminta langsung untuk mewakili di sini," kata dia dihadapan Audiensnya FPCI, Sabtu, 2 Desember 2023.
Ia mengucapkan terima kasih atas undangan yang ditujukan untuk Kementerian Perekonomian dalam forum penting tersebut. Dalam kesempatan itu, Susiwijono membacakan pidato Airlangga perihal keterlibatan dan pencapaian bangsa Indonesia dalam konstelasi hubungan luar negari dan peningkatan ekonomi. Ia mengklaim bahwa hubungan luar negeri Indonesia berjalan dengan baik.
"Kebetulan kantor Menko Perekonomian diminta untuk mengkoordinasikan dan mewakili di berbagai kerjasama Internasional, menjadi serva di G20 kemudian juga menjadi koordinator di dalam Indo Pacifik Economic Framework," kata dia.
Baca Juga:
Tak hanya itu, Susiwijono mengatakan Kemenko Perekonomian juga menjadi koordinator di dalam proses aksesi keanggotaan Indonesia di dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Dalam kegiatan G20, kata Susiwijono, Indonesia sudah mulai mengikuti rapat di Brazil pekain ini. Kemudian, Indonesia juga menandatangani pilar dalam Forum Inklusif Framework (IF).
"Minggu ini merupakan hal yang penting dalam konteks peran Indonesia di dalam kerjasama Internasional," kata dia.
Selain itu, Susiwijono meyampaikan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mengatakan dalam ketidakstabilan kondisi ekonomi global, Indonesia masih lebih baik.
Pasalnya berdasarkan data Economic Outlook Lembaga Moneter Internasional (IMF) di Oktober, tahun 2023-2024 ekonomi dunia masih akan mengalami perlambatan.
"Mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya.
Ausiwijono mengatakan secara global pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 3 persen di tahun 2023. Lalu, di tahun 2024 hanya tumbuh 2,9 persen. Kondisi ini kata Susiwijono dipicu ketidakpastian geopolitik.
"Geopolitik ini tensinya masih akan naik dan butuh waktu yang sangat lama," kata dia.
Ia bersyukur ekonomi Indonesia masih tumbuh sangat solid.
"Quarter 3, kita masih tumbuh 4,94 persen melanjutkan 8 kuarter Indonesia berturut-turut di angka 5 persen. Kalau dibandingkan dengan (negara) G20 yang lain Indonesia barangkali hanya kalah sedikit di India quarter 3 bahkan lebih bagus dari Cina yang hanya 4,90 persen," katanya.
Negara Cina hanya 4,9 persen, Malaysia yang kemarin hanya 3,29 persen kemudian Korea Selatan 1, 37 persen. Singapore 0,7 persen.
"Jauh di bawah Indonesia untuk perkembangan," katanya.
Pilihan Editor: Muhaimin Iskandar Jelaskan Alasan Posenya Bersama Anies Baswedan yang Berbeda di Surat Suara