TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh dan Aktivis Hak Asasi Manusia, Hendardi menerima penghargaan Medali Kehormatan (Medal of Honor) dari Pemerintah Timor Leste pada Senin, 27 November 2023 di Dili, Timor Leste. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka dengan Hari Kemerdekan Republik Demokratik Timor Leste pada 28 November 2023.
“Medali kehormatan itu kerap diberikan pada orang yang dianggap telah berjasa atau berkontribusi positif untuk masyarakat Timor Leste,” kata Julius Ibrani, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) dalam keterangan tertulis bersama SETARA Institute dan Imparsial, Selasa, 28 November 2023.
Dikatakan, penghargaan ini disampaikan mengiringi perayaan Hendardi, yang sejak mahasiswa sudah melakukan perlawanan politik atas rezim Soeharto. “Telah lebih dari 40 tahun, sejak 1979, tetap berdiri di sisi civil society menggelorakan aktivisme, meski Indonesia telah bertransformasi menjadi negara demokratis pasca 1998,” katanya.
Jejak aktivisme itu pun dimulainya sejak 1979 kala memimpin Komite Pembelaan Mahasiswa dan memimpin Dewan Mahasiswa Institute Teknologi Bandung (ITB) pada 1981. Kemudian Hendardi mengandi pada bantuan hukum dan HAM sejak 1983 di LBH Bandung dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) hingga 1996, juga pelopor lahirnya Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI).
“Dia memimpin organisasi ini hingga 2004. Tidak berhenti, pada 2005 membentuk SETARA Institute for Democracy and Peace yang hingga kini masih ditekuninya. Dedikasinya pada demokrasi, HAM dan kemanusiaan membuatnya dipercaya menjadi Anggota Tim Pencari Fakta Meninggalnya Munir (Keppres 111/2004), Komisi Penyelidik berbagai pelanggaran HAM di Komnas HAM, Tim Gabungan Pencari Fakta di Mabes Polri, dan berbagai kepercayaan lainnya, seperti Panitia Seleksi berbagai jabatan pada lembaga-lembaga Negara,” ujarnya.
Sebelumnya Hendardi telah mendapat pengakuan dari Human Rights Watch (1991), Warga Kehormatan dari Walikota Rapid City State of South Dakota, USA (1999), Paul Harris Fellow dari The Rotary Foundation of Rotary International (2000), Kementerian HAM (2000), Man of The Year (2000), dan lainnya.
Hendardi sangat lekat dengan Timor Timur saat 1999 karena dedikasinya melakukan investigasi peristiwa Santa Cruz (1991) dan membuka mata internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan hingga pemenuhan hak self determination bagi rakyat Timor Timur. Hendardi, saat itu memimpin PBHI, terus berada di sisi Xanana Gusmao saat jajak pendapat dilakukan (1999) hingga melepas Xanana Gusmao dari tahanan rumah Salemba menuju Kedutaan Inggris, lalu ke Australia untuk kemudian kembali ke Timor Timur.
“Apa yang dilakukan Hendardi dalam aktivitasnya di Timor Timur saat itu adalah menjalankan misi dan diplomasi kemanusiaan, yakni mengungkap fakta pelanggaran hak asasi manusia, yang nyaris tidak terungkap. Penghargaan Medali Kehormatan dari rakyat dan Pemerintah Timor Leste sesungguhnya bentuk penghargaan dedikasi Hendardi pada pemajuan dan perlindungan HAM,” kata dia.
Ia mengatakan, medali Kehormatan yang diterima oleh tokoh hak asasi manusia Indonesia ini sekaligus menjadi penanda tali kasih antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste. “Tali kasih ini akan memperkuat hubungan kedua negara dalam memajukan, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia di masing-masing negara termasuk setidaknya di ASEAN,” ujarnya.
Pilihan Editor: Choirul Anam Jadi Direktur Juru Kampanye Ganjar-Mahfud: Visi Misi Paslon Lebih Mewakili Kepentingan Rakyat