TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan oleh lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md turun.
Menanggapi itu, Ganjar Pranowo menyebut hal itu tidak benar. Ia mengklaim hasil survei internalnya tak sama dengan kedua survei di atas.
“Saya punya survei internal kok tidak sama informasinya itu?,” kata Bekas Gubernur Jawa Tengah itu kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 24 November 2023. Meski demikian, Ganjar tidak menyebutkan hasil survei internal yang ia maksud.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang turun. Hasto menyebut survei itu digunakan sebagai bandwagon effect atau alat untuk membuat masyarakat ikut memilih pasangan calon tertentu.
"Itu survei yang dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau keputusan MK saja bisa diintervensi istana, masak survei tidak?" kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu malam, 22 November 2023.
Hasto menyatakan mengintervensi hasil survei sangat mudah dilakukan. "Caranya mudah. Di lokasi dimana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras, kan, itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Hasto.
Sebelumnya, IPO dan LSI Denny JA menilai elektabilitas Ganjar Pranowo merosot dalam survei terbaru mereka. Direktur Eksekutif IPO, Dedy Kurnia Syah, menyatakan berdasarkan hasil survei lembaganya pada periode 10-17 November, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen.
"Dari sisi internal PDIP saja misalnya di Jateng, kemudian Provinsi Bali. Ganjar Pranowo tidak berhasil untuk mendapatkan suara PDIP secara mutlak," kata Dedi saat peluncuran survei tersebut, Senin, 20 November 2023.
Hasil serupa disebutkan Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Farabi. Berdasarkan survei lembaganya pada 6-13 November 2023, Adjie menyatakan pasangan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka memperoleh elektabilitas sebesar 40,3 persen. Posisi kedua ditempati pasangan Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 28,6 persen dan Anies-Muhaimin di angka 20,3 persen.
"Terdapat 10,8 persen responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab," kata Adjie dalam siaran resmi LSI Denny JA pada Senin, 20 November 2023.
IPO menilai merosotnya elektabilitas Ganjar Pranowo tersebut karena langkahnya mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi dalam beberapa waktu belakangan. Mereka menilai hal itu membuat masyarakat pro-Jokowi mengalihkan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Gibran.
Pilihan Editor: Tak Khawatir Hasil Survei Pilpres, Anies Baswedan: Yang Paling Penting 14 Februari 2024