Soetrisno disebut lahir dalam keluarga yang kental dengan nuansa Muhammadiyah dari garis ibunya, sementara keluarga ayahnya disebut lebih dekat dengan Nahdlatul Ulama. Kedekatan dengan dua organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia itu membuat Soetrisno aktif di organisasi pelajar Islam, mulai dari Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Sementara di Muhammadiyah, dia pernah tercatat sebagai anggota Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dia juga sempat menjadi tokoh di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Di Muhammadiyan inilah Soetrisno kemudian dekat dengan sosok Amien Rais yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1995-1998. Amien pula yang kemudian menarik Soetrisno masuk ke dunia politik.
Dalam wawancara dengan Tempo, pada 2005 lalu, Amien menyatakan Soetrisno berperan penting dalam melahirkan Partai Amanat Nasional (PAN) meskipun saat itu belum masuk menjadi pengurus.
"Saat PAN lahir pada 1998, dia juga aktif memberikan dukungan dari samping. Artinya, bukan sebagai pengurus tapi memberikan bantuan finansial, termasuk selama kampanye Pemilu 1999," ujar Amien.
Amien juga menyatakan awalnya Soetrisno memang tak berminat untuk masuk ke dunia politik. Dia lebih berminat untuk mengembangkan usahanya.
Akan tetapi Soetrisno akhirnya masuk ke dunia politik. Dia bahkan akhirnya ikut bersaing dalam Kongres PAN 2005 dan kemudian terpilih sebagai ketua umum partai tersebut menggantikan Amien Rais.
Soetrisno tercatat menjadi Ketua Umum PAN hingga 2010. Dia kemudian digantikan oleh Hatta Rajasa. Soetrisno sempat vakum di PAN selama lima tahun. Namanya kembali berkibar setelah Zulkifli Hasan mengambil alih tongkat komando partai itu pada 2015. Soetrisno kemudian terpilih sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PAN.
Selanjutnya, kiprah di dunia bisnis