TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Agus Subiyanto mengatakan pengangkatannya sebagai Panglima TNI tidak secara instan. Ia menyebut prosesnya sudah melalui koridor yang berlaku di Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Agus Subiyanto dilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 22 November 2023. Ia menggantikan posisi Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki masa purna tugas pada November ini.
Sebelum menjadi Panglima TNI, Agus menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak 25 Oktober 2023. Ia menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang memasuki masa pensiun. “Di TNI, kepangkatan sudah terstruktur dengan baik. Jadi Panglima TNI, pernah menjabat Kepala Staf Angkatan, tidak ujug-ujug, semua harus berprestasi juga,” kata Agus usai dilantik oleh Jokowi di Istana Negara.
Dalam perjalanan kariernya sebelum menjabat Panglima TNI, Agus Subiyanto memegang jabatan strategis. Jebolan Akademi Militer 1991 dari kecabangan infantri ini setidaknya tercatat pernah menjadi komandan Kodim 0735/Surakarta pada 2009. Pada masa itu, Jokowi adalah Wali Kota Solo.
Pria berusia 56 tahun ini menjabat sebagai Wakil Asisten Operasi Divisi 2 Kostrad pada 2011, Asisten Operasi Kasdam I/Bukit Barisan pada 2014, Dosen madya di SeskoAD dan Komandan Resimen Induk Kodam II/Sriwijaya pada 2016 dan Danrem 132/Tadulako pada 2017-2018. Agus juga pernah menjabat sebagai Danrem 061/Suryakencana pada 2020 – wilayah yang masuk tanggung jawabnya saat itu termasuk Istana Negara Bogor.
Usai menjabat sebagai Danrem di Bogor, Agus Subiyanto masuk ke lingkungan Istana. Dengan pangkat bintang dua di pundak, Agus mengomandoi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada periode 2020-2021. Agus kemudian ditunjuk menjadi Pangdam III/Siliwangi pada Agustus 2021. Kemudian menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada awal 2022.
Kini dua pucuk pimpinan aparat bersenjata TNI dan Polri diisi dua orang dekat Jokowi. Sejak Januari 2021, Polri dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang juga pernah menjabat sebagai Kapolres Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo. Listyo Sigit pernah menjadi ajudan presiden pada 2014 silam.
Kekhawatiran Sipil
Pengangkatan Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI mendapat sorotan dari beberapa kelompok masyarakat sipil. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Demokratis, misalnya, mengatakan pencalonan Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI merupakan ancaman bagi netralitas Tentara Nasional Indonesia dalam Pemilihan Umum 2024. Faktor politik, kedekatan antara Agus dan Presiden Jokowi menjadi alasannya.
Kekhawatiran atas ketidaknetralan TNI dalam Pilpres 2024 mencuat setelah Prabowo dan Gibran menjadi pasangan lewat Koalisi Indonesia Maju. Prabowo, yang saat ini masih menjabat Menteri Pertahanan, membawahi tiga matra TNI. Sementara Gibran merupakan putra sulung dari Presiden Jokowi yang merupakan Panglima tertinggi.
"Ini lebih kuat politis dibanding substantif - ancaman terhadap netralitas TNI," kata Ketua Badan Pengurus Nasional Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) Julius Ibrani saat dihubungi oleh Tempo pada Selasa, 14 November 2023.
Menurut dia, penunjukan Agus Subiyanto tak melihat hal substantif seperti pertimbangan kapasitas-kapabilitas, pengalaman, hingga rencana ke depan. “Bahkan termasuk evaluasi, analisis kritis terhadap kondisi saat ini,” kata Julius.
Usai pelantikan di Istana Negara, ihwal pengangkatan sebagai Panglima TNI, Agus mengatakan, “berdasarkan UUD 1945, Pancasila, kita tegak lurus pada kepala negara.” Jokowi mengajukan langsung Agus sebagai nama tunggal kandidat Panglima TNI ke Dewan Perwakilan Rakyat lebih dari dua pekan lalu.
Mengenai netralitas, Agus Subiyanto mengatakan, dua hari yang lalu sudah dibuat posko pengaduan di wilayah-wilayah. “Apabila ada oknum TNI yang tidak netral itu bisa dilaporkan ke pos-pos tersebut,” katanya.
Pilihan Editor: Presiden Jokowi Lantik Jenderal Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI