"Krisis ikan nasional kemungkinan terjadi 2015," kata Koordinator Penguatan jaringan Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan Abdul Halim dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin (01/06).
Kapal Perang KD YU-3508 milik Malaysia beberapa waktu lalu menerjang perbatasan Indonesia-Malaysia di Ambalat. Kapal tersebut kemudian dihalau KRI Untung Surapati yang sedang berpatroli. Belakangan diketahui kapal perang Malaysia kerap memasuki wilayah Ambalat tanpa izin.
Masuknya kapal perang Malaysia ke perairan Ambalat, menurut Halim, jika dibiarkan akan menjadi preseden buruk tak hanya bagi kedaulatan tapi juga bagi pasokan ikan nasional. Pihaknya memperkirakan 1,5 hingga 4 juta ton ikan dicuri dari perairan Indonesia setiap tahunnya.
Jutaan ikan tersebut, kata Halim, dicuri Malaysia, Vietnam, Cina, Taiwan, Burma, Filipina, Thailand, Kamboja, Panama, dan Korea Selatan. "Bukan tak mungkin pencurian ikan ini didukung pemerintah negara yang bersangkutan," kata Halim.
Pemerintah, Halim melanjutkan, wajib memberikan rasa aman kepada para nelayan dan melindungi perairan disekitar perbatasan agar pencurian ikan oleh kapal asing tak lagi terjadi. "Nelayan tradisional hanya memerlukan perlindungan dan jaminan keselamatan," tutur Halim.
DWI RIYANTO AGUSTIAR