Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Paparan BPA Pada Manusia

image-gnews
Iklan

INFO NASONAL – Sejak National Toxicology Program (NTP) pertama kali menguji efek dosis rendah Bisphenol A (BPA) pada 2001, lima ulasan berbeda terhadap literatur ilmiah telah dilakukan. Pada 2006, dua penilaian pertama tentang literatur ilmiah BPA yang disponsori pemerintah dikoordinasikan oleh Divisi Penelitian dan Pelatihan Eksternal pada National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS).

Sarah A. Vogel, dalam “The Politics of Plastics: The Making and Unmaking of Bisphenol A “Safety”, menuliskan, proses penilaian itu melibatkan 38 pakar endokrin dan BPA yang bertemu di Chapel Hill, Carolina Utara. Produk akhir penilaian itu yang disebut sebagai “Chapel Hill Consensus Statement”, menyimpulkan dengan pasti, berdasarkan ratusan penelitian ilmiah, bahwa BPA pada konsentrasi yang ditemukan di dalam tubuh manusia saat ini berkaitan dengan “perubahan organisasional pada prostat, payudara, testis, kelenjar susu, ukuran tubuh, struktur dan kimia otak, serta perilaku hewan laboratorium.”

Setelah “Chapel Hill Consensus Statement”, penilaian besar kedua dari pemerintah pun dirilis. Center for the Evaluation of Risks to Human Reproduction (CERHR), yang berada di bawah NTP, mensponsori kajian sebuah literatur, yang draf aslinya dibuat oleh sebuah perusahaan swasta bernama Sciences International.

Setelah sejumlah pertemuan publik, sebuah audit internal untuk menilai kemungkinan konflik kepentingan oleh Sciences International, dan peninjauan oleh staf NTP, CERHR kemudian merilis laporan akhirnya tentang BPA pada 2008. Laporan tersebut menemukan “beberapa kekhawatiran tentang efek pada otak, perilaku dan kelenjar prostat pada janin, bayi, serta anak-anak dari paparan BPA pada manusia saat ini.” Karena kesimpulan ini diambil dari studi laboratorium pada tingkat “mirip dengan yang dialami oleh manusia,” maka laporan NTP–CERHR itu menyatakan bahwa “kemungkinan BPA dapat mengubah perkembangan manusia tidak dapat diabaikan.”

Pada musim semi 2008, BPA pun menjadi berita utama di suratkabar-suratkabar besar di Amerika Serikat. Dalam beberapa hari setelah laporan NTP–CERHR itu, pemerintah Kanada langsung mengumumkan keputusan untuk menyatakan BPA “beracun”.

Toko-toko pengecer mulai berupaya untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat terkait alternatif pengganti botol bayi dan air minum dalam kemasan yang berbahan polikarbonat berbasis BPA. Para aktivis dan peneliti kesehatan lingkungan juga mendatangi badan-badan legislatif di negara-negara bagian seperti California, Maryland, Massachusetts, dan Maine untuk mendorong undang-undang yang membatasi BPA pada produk-produk anak.

Anggota Kongres lalu bersurat kepada komisaris FDA menuntut perhatian yang lebih besar terhadap keamanan BPA. Karena memiliki wewenang untuk mengatur paparan BPA terhadap pasokan makanan, FDA pun tidak bisa lagi mengelak dari persoalan ini.

Pada Agustus 2008, FDA merilis draf penilaian toksisitas reproduksi serta karsinogenisitas BPA. Penilaian terbaru ini masih berpengangan pada standar keamanan saat ini berdasarkan “tidak adanya tingkat efek merugikan yang teramati”, yang dilaporkan dalam dua studi multigenerasi yang didanai oleh asosiasi industri. Sebagaimana terlihat jelas dalam keputusan terbaru ini, jika hanya dua studi multigenerasi itu yang dianggap relevan dan andal untuk menilai risiko BPA terhadap manusia, maka standar keamanan BPA yang masih berlaku akan tetap menjadi rujukan. Begitu juga dengan galon isi ulang air minum dalam kemasan. Sebaiknya gunakan air dalam Galon BPA Free

Subkomite Dewan Sains FDA, sebuah komite eksternal yang ditugaskan untuk meninjau laporan FDA, tidak setuju dengan keputusan badan tersebut untuk mengecualikan ratusan studi tentang efek dosis rendah BPA yang telah diterbitkan dalam literatur peer-reviewed dari proses penilaian keamanan BPA. Subkomite juga menyimpulkan bahwa FDA telah gagal melakukan penilaian paparan BPA secara ketat dan ekstensif.

FDA menerima rekomendasi dari Subkomite tersebut, dan pada Agustus 2009, mengumumkan rencana untuk melakukan uji toksisitas ekstensif terhadap BPA di National Center for Toxicological Research. Pada akhir September 2009, EPA pun mengumumkan bahwa badan tersebut akan melakukan penilaiannya sendiri.

Toko-toko pengecer pada saat yang sama terus merespons kekhawatiran konsumen yang meningkat. Pada Maret 2009, enam produsen utama botol bayi akhirnya mengumumkan penghapusan BPA dari produk mereka. Sunoco, produsen BPA, bahkan melakukan langkah yang tidak biasa, yang menempatkan perusahaan ini di luar garis kebijakan asosiasi industri utama. Sunoco meminta konsumennya dari kalangan bisnis untuk mengajukan konfirmasi tertulis bahwa BPA hasil produksinya tidak akan digunakan dalam wadah makanan yang ditujukan bagi anak-anak di bawah tiga tahun.

Meskipun pasar ritel menanggapi kekhawatiran publik tentang keamanan BPA, perdebatan mengenai validitas standar keamanan BPA terus berlanjut hingga saat ini. Inti dari perdebatan ini adalah menentukan penelitian ilmiah apa yang harus digunakan untuk mendefinisikan keamanan bahan kimia.

Penelitian dosis rendah tentang BPA merupakan perubahan besar pada paradigma ilmiah dalam ilmu kesehatan lingkungan, hasil dari pengembangan teoretis yang ekstensif, dan replikasi efek dosis rendah bahan kimia “pengganggu endokrin”. Dibangun atas dasar penelitian epigenetik, penyakit dasar janin, endokrinologi, dan biologi perkembangan, studi-studi BPA dosis rendah mengeksplorasi mekanisme aksi baru dan hubungan antara waktu paparan dengan efek terukur. Studi-studi ini juga mengukur perubahan organisasional dan fungsional sebagai indikator risiko penyakit (misalnya, perkembangan kelenjar susu dan prostat, serta regulasi insulin).

Pendekatan untuk mempelajari efek kesehatan dari bahan kimia seperti itu jelas berbeda dengan uji keamanan tradisional yang digunakan untuk menentukan standar BPA secara historis hingga kini. Sebagai contoh, studi multigenerasi yang digunakan oleh FDA dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) untuk menetapkan ambang batas keamanan BPA tidak mengukur lesi (kerusakan atau perubahan abnormal dalam jaringan organisme) prakanker mikroskopis pada kelenjar prostat dan susu, kelainan kromosom pada telur wanita, atau perubahan neurobehavioral yang menjadi perhatian utama NTP.

Mendefinisikan akseptabilitas, keandalan, dan relevansi penelitian BPA dosis rendah dalam menilai risiko keamanan suatu bahan kimia tidak hanya akan memengaruhi masa depan bahan kimia ini (BPA)—jika ada konsensus bahwa paradigma ilmiah terkait pengujian keamanan telah berubah—tapi juga berimplikasi besar kepada reformasi penilaian risiko dan pengujian keamanan.

Satu dekade lalu, NTP telah merekomendasikan agar paradigma pengujian keamanan bahan kimia ditinjau ulang. National Academy of Sciences (Akademi Sains Nasional Amerika Serikat) juga sudah memperingatkan potensi kegagalan mendeteksi efek agen aktif hormonal jika kita hanya berpegang pada model ambang batas dosis-respons.

Pada 2008, National Academy of Sciences bahkan merilis laporan tentang penilaian risiko, yang merekomendasikan agar kita beranjak dari perdebatan model ambang batas dosis-respons atau non-ambang batas. Laporan itu menyatakan bahwa “efek nonkanker tidak niscaya memiliki ambang batas.”

Selama 8 tahun terakhir, makin ekstensif penelitian ilmiah tentang efek dosis rendah dilakukan, makin banyaknya pula jumlah saintis yang meneliti BPA dan “pengganggu endokrin” lainnya, serta adanya rekomendasi dari Subkomite Sains FDA. Semua ini menunjukkan bahwa penelitian dosis rendah tidak lagi berada di pinggiran pemikiran saintifik tapi sudah bergerak menjadi pengetahuan arus utama. Meskipun pemahaman ilmiah tentang BPA telah berkembang secara dramatis selama 10 tahun terakhir, standar keamanannya yang berusia 20 tahun masih berdasarkan model ambang batas dosis-respons.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tri Rismaharini Sigap Tanggapi Masalah Sosial di Kecamatan Lewa dan Letis

3 menit lalu

Tri Rismaharini Sigap Tanggapi Masalah Sosial di Kecamatan Lewa dan Letis

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, lakukan kunjungan kerja ke RSUD Umbu Rara Meha dan Puskesma Lewa, di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur


Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara

7 menit lalu

Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara

Salah satu warga Desa Pambotanjara, dengan langkah pasti, masuk ke area instalasi pengolahan air terpadu, pemberian Kementerian Sosial untuk membantu pemenuhan air bersih masyarakat.


KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

40 menit lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.


iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

2 jam lalu

iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

Mitsubishi Motors Corporation mendapatkan penghargaan dari iF Design Award 2024 untuk dua model mobilnya, yakni Mitsubishi Xforce dan Triton.


Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

2 jam lalu

Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) menghadirkan program spesial, yaitu "Kilau Lebaran Campaign". 1 April hingga 31 Mei 2024.


Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

3 jam lalu

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

Sepanjang 2023, Telkom telah melaksanakan pemulihan lahan kritis di 4 provinsi.


Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

4 jam lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

4 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

4 jam lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.


Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

8 jam lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)