TEMPO.CO, Jakarta - Sejak mengaku berkeinginan terjun ke dunia politik pada Januari lalu, putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep digadang-gadang gabung partai ayahnya, PDIP. Partai yang juga diikuti putra sulung dan menantu Jokowi --Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution-- itu memang menerapkan satu keluarga tak boleh beda partai.
Tapi ternyata Kaesang beda haluan. Suami Erina Gudono itu disebut telah bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Pada Rabu, 20 September 2023, PSI menayangkan video yang menampilkan sosok mirip Kaesang yang mengaku bernama Mawar (logi PSI mawar dalam genggaman). Dalam video, suara dalam video itu menyatakan diri sudah memantapkan hati terjun ke dunia politik.
“Semoga, jalan yang aku pilih adalah jalan yang benar,” kata pria yang diduga Kaesang menutup video itu yang kemudian disusul dengan logo PSI.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah atau DPD PSI Kota Solo, Antonius Yogo Prabowo, memastikan Kaesang Pangarep memang telah bergabung dengan partainya. Yogo menegaskan sosok “Mawar” di video media sosial PSI yang tayang kemarin, adalah putra bungsu Jokowi. Menurutnya, gabungnya Kaesang ke PSI tidak ujuk-ujuk . Tetapi telah memulai pembicaraan yang panjang dengan berbagai pihak.
“Sosok “Mawar” dalam video itu ya benar suara Mas Kaesang, karena sudah demikian jelas ya,” ujar Yogo ketika ditemui wartawan, Kamis, 21 September 2023.
Keputusan Kaesang gabung PSI tentu jadi pertanyaan besar untuk PDIP. Sanksi apakah sekiranya yang diterima keluarga Jokowi akibat Kaesang tak gabung dengan ‘partai keluarga’ ini? PDIP tentu amat tegas, mengingat pada Mei lalu mereka tak segan memecat Murad Ismail dari jabatan Ketua DPD PDIP Maluku. Gubernur Maluku itu juga didepak dari partai berlambang banteng itu.
Musababnya, istri Murad, Widya Pratiwi beralih menjadi caleg DPR dari Partai Amanat Nasional atau PAN. Jenderal atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partai sebenarnya sudah melakukan konfirmasi kepada Murad mengenai kepindahan istrinya dari PDIP. Namun, Murad disebutnya tak berkenan memberikan penjelasan. Padahal, kata dia, PDIP telah membangun ruang komunitas.
“Tetapi ternyata tidak ada suatu ruang dialog, padahal PDIP membangun ruang dialog,” kata Hasto.
Bukan rahasia lagi, PDIP memang punya aturan internal, keluarga kader tak boleh beda partai. Aturan itu diungkapkan Hasto ke publik pada Januari lalu. Hal itu disampaikannya juga untuk menanggapi pernyataan Kaesang yang ingin terjun politik. Secara tersirat, Hasto meminta Kaesang gabung ke partai bapaknya. Pihaknya menyebut, keluarga kader PDIP tak boleh memiliki preferensi partai yang berbeda. Artinya, jika hendak menjadi politikus, harus menjadi kader PDIP juga.
“Kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai-partai yang berbeda,” kata Hasto di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 28 Januari 2023 lalu.
Menurut Hasto, sangat penting membangun komitmen satu keluarga untuk tidak masuk partai yang berbeda. Hal itu, kata dia, menunjukkan emosional politik. Pasalnya, bagi PDIP pendidikan politik dari keluarga sangat penting. Karena itu, dalam aturan pencalegan, misalnya suami istri dari partai berbeda tidak bisa dijadikan sebagai caleg.
“Karena itu juga menunjukkan suatu emotional bonding, kesadaran, dan pendidikan politik itu dimulai dari keluarga,” ungkap Hasto.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | SEPTIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Kaesang Gabung PSI: Begini Komentar Jokowi, PDIP, PSI, Gibran, dan Pengamat Politik