TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menilai tak ada yang salah dalam komentar sekretaris jenderal partainya, Hasto Kristiyanto, saat menanggapi isu soal pencekikan dan penamparan yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi. Akibat komentarnya itu, Hasto akan dilaporkan oleh relawan pendukung Prabowo ke polisi.
Djarot menyatakan bahwa Hasto mengomentari isu itu dengan istilah dalam adat Jawa. Dalam adat Jawa, menurut dia, dikenal istilah watak dan watuk (batuk). Istilah itu, menurut Djarot, memiliki arti bahwa batuk itu mudah disembuhkan, sementara watak sulit untuk diubah.
"Apa yang salah dari yang dinyatakan Pak Hasto? Beliau sampaikan begini, orang Jawa itu mengenal istilah watak dan watuk (batuk). Aku orang Jowo Timur kalau batuk itu gampang sembuhnya, kalau watak itu susah sembuhnya," kata dia saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 21 September 2023.
Dia menjelaskan, watak seseorang akan sulit diubah karena berhubungan dengan nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang. Djarot lantas membuat contoh, kalau dirinya yang berwatak apa adanya, kemudian diubah menjadi berwatak pemarah tentu bukan hal mudah.
"Saya punya watak, pasti. Sudah terbentuk sejak lama. Saya mengubah watak yang seperti ini menjadi misalnya marah-marah, bentak-bentak, susah," kata dia.
Hasto disebut tak membenarkan atau menyangkal isu penamparan itu
Sehingga, kata Djarot, Hasto Kristiyanto tak membenarkan atau pun menyangkal isu tersebut. Menurut dia, rekannya itu hanya menjelaskan jika watak seseorang sulit untuk diubah.
"Maka sebab itu, nek watak iku angel ngobatine (kalau watak susah mengobatinya). Kok nggak percaya, tanyakan kepada psikolog atau psikiater," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Rumah Relawan Prabowo Immanuel Ebenezer menyatakan pihaknya akan melaporkan Hasto karena dinilai melegitimasi isu penamparan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi itu.
Noel, sapaan Imanuelle, mempersoalkan komentar Hasto yang menyebutkan tidak akan ada asap jika tak ada api. Noel merupakan pendukung Prabowo Subianto yang telah dipastikan akan menjadi calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju.
Dalam pernyataannya menanggapi isu penamparan itu, Hasto meminta masyarakat untuk memilih pimpinan nasional dengan melihat rekam jejak.
"Di dalam memilih pemimpin nasional harus melihat betul rekam jejak karakter, agenda strategis, kemudian kita perkuat narasi membangun bangsa, tetapi ketika ada berbagai berita-berita ya, itu sekali lagi tidak bisa kalau dr perumpamaan tidak ada asap kalau tanpa api," kata dia.
Noel dan rekan-rekannya pun telah membuat laporan ke Bareskrim Mabes Polri pada hari ini. Akan tetapi, mereka tak memasukkan nama Hasto Kristiyanto dalam laporan tersebut. Dia menyatakan melaporkan tiga orang karena diduga menyebarkan berita bohong alias hoaks.