Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Suku Melayu dan Cakupan Wilayahnya, Termasuk yang Berdiam di Pulau Rempang

image-gnews
Dua warga memperbaiki jaring ikan di perkampungan nelayan Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 17 September 2023. Sejak dua pekan terakhir nelayan di pulau tersebut tidak melaut dampak dari rencana relokasi warga untuk proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City Pulau Rempang. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Dua warga memperbaiki jaring ikan di perkampungan nelayan Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 17 September 2023. Sejak dua pekan terakhir nelayan di pulau tersebut tidak melaut dampak dari rencana relokasi warga untuk proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City Pulau Rempang. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suku Melayu termasuk yang berdiam di Pulau Rempang, yang saat ini tengah mengalami konflik agraria adalah sebuah kelompok etnis yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya. Suku ini memainkan peran penting dalam pembentukan masyarakat dan budaya di Indonesia.

Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memberikan pernyataan berkaitan degan nasib 16 kampung adat Melayu di Pulau Rempang Galang, Batam yang terancam digusur. LAM menegaskan, masyarakat Rempang adalah suku pertama melayu yang ada di Batam.

Sejarah Suku Melayu

Suku Melayu memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), suku ini telah memengaruhi perkembangan agama dan budaya di Nusantara selama berabad-abad. Mereka adalah salah satu suku paling awal yang memeluk agama Islam di wilayah ini, yang kemudian memengaruhi agama-agama dan kepercayaan setempat.

Sejarah suku Melayu yang kaya telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban Nusantara. Etnis ini telah menjadi penghubung budaya, agama, dan perdagangan di kawasan Indonesia dan sekitarnya.

Mereka dikenal sebagai pelaut ulung dan penjelajah yang berlayar jauh, membawa budaya dan agama seperti Islam ke wilayah-wilayah yang mereka kunjungi.

Dalam sumber dari Pustaka Arsip Kabupaten Kampar, disebutkan bahwa Suku Melayu juga memiliki tradisi maritim yang kuat. Mereka ahli dalam penggunaan perahu tradisional untuk berdagang dan berlayar di perairan kepulauan.

Perkembangan Suku Melayu

Perkembangan Suku Melayu dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Di bidang budaya, Suku Melayu dikenal karena seni dan kerajinan tangan mereka.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan mencatat bahwa mereka memiliki tradisi seni yang kaya, seperti tarian, musik, dan seni ukir, yang telah berkembang menjadi ciri khas budaya Nusantara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Budaya Melayu pun mencerminkan akulturasi yang unik. Di Kota Pekanbaru, seperti yang diungkapkan dalam situs DJKN, kita dapat melihat jejak budaya Melayu melalui seni, musik, tari, dan arsitektur. Rumah tradisional Melayu yang megah adalah contoh nyata dari identitas budaya ini.

Selain itu, Suku Melayu juga memiliki bahasa Melayu sebagai bahasa ibu mereka. Bahasa ini telah menjadi salah satu bahasa resmi Indonesia, yang menunjukkan pengaruh besar suku tersebut dalam pembentukan bahasa dan identitas nasional.

Di sisi lain, makanan adalah bagian penting dari budaya Melayu. Hidangan seperti rendang, nasi lemak, dan laksa adalah hidangan khas yang menjadi kebanggaan suku Melayu dan telah meraih popularitas di seluruh dunia.

Cakupan Wilayah Suku Melayu

Suku Melayu mendiami wilayah yang luas di Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah. Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau menyebutkan bahwa Suku Melayu banyak ditemui di wilayah-wilayah seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan sebagian Sumatera Selatan.

Selain di Indonesia, Suku Melayu juga mendiami wilayah-wilayah di negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Wilayah ini sering disebut sebagai Nusantara Melayu yang mencakup wilayah pesisir dan pulau-pulau di sekitarnya.

Penting untuk dicatat bahwa kehadiran suku Melayu bukan hanya dalam hal geografi, tetapi juga dalam bidang agama. Mereka berperan penting dalam penyebaran agama Islam di kawasan ini, yang masih berdampak hingga hari ini.

Pilihan Editor: Ramai Dukung Warga Pulau Rempang: Ustad Abdul Somad, Panglima Pajaji Suku Dayak, PBNU, Muhammadiyah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penyelundupan Pekerja Migran dari Batam ke Malaysia Masih Marak, Polda Kepri Ringkus 5 Pelaku

4 jam lalu

Konferensi pers pengungkapan kasus PMI non prosedural di Mapolda Kepri, Rabu, 9 Oktober 2024. Foto Humas Polda Kepri
Penyelundupan Pekerja Migran dari Batam ke Malaysia Masih Marak, Polda Kepri Ringkus 5 Pelaku

Ditreskrimum Polda Kepri berhasil mengungkap kasus dugaan tindak pidana perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural.


Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

8 jam lalu

Longsor tembok penahan tanah di perumahan Bukit Cibogo Living, di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin 7 Oktober 2024. (Dok.BPBD Jabar)
Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

Longsor terjadi karena penanganan lereng yang kurang sesuai dengan standar.


Peneliti BRIN Beberkan Kelebihan-Kekurangan Susu Ikan, Pernah Mengujinya pada Tikus

9 jam lalu

Pekerja memproses pembuatan susu ikan di Unit pengolahan susu ikan milik PT Berikan Protein di Bekasi, Jawa Barat, 18 September 2024. Susu ikan ini hadir dalam dua varian rasa yaitu Coklat dan Stroberi dengan merek dagang Surikan. TEMPO/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Beberkan Kelebihan-Kekurangan Susu Ikan, Pernah Mengujinya pada Tikus

Pernah ada eksperimen tikus yang diberi susu ikan oleh BRIN. Hasilnya?


10 Event di Singapura Hingga Akhir Tahun, The World of Studio Gibli, Singapore Marathon hingga Comic Con

19 jam lalu

Marina Bay Singapore Countdown 2025. (dok. Singapore Tourism Board)
10 Event di Singapura Hingga Akhir Tahun, The World of Studio Gibli, Singapore Marathon hingga Comic Con

Jelang akhir tahun 2024, Singapura menawarkan beragam acara menarik. Mulai dari festival makanan, pameran seni, pameran budaya pop, hingga aktivitas o


Tim Peneliti BRIN Teliti Fungsi Fitoremediasi Tumbuhan Air di Danau Ledulu

1 hari lalu

Pekerja merawat tanaman air di pusat budi daya tanaman air Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa 20 Oktober 2020. Tanaman untuk menghias aquascape tersebut dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per tanaman. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Tim Peneliti BRIN Teliti Fungsi Fitoremediasi Tumbuhan Air di Danau Ledulu

Tim peneliti di BRIN meneliti tentang fitoremediasi, yaitu suatu metode yang digunakan pada air tawar untuk menghilangkan kontaminasi.


Hotel di Singapura Raih Penghargaan Gedung Pencakar Langit Baru Terbaik di Dunia

1 hari lalu

Pan Pacific Orchard Hotel Singapura. Instagram.com/@panpacificorchard
Hotel di Singapura Raih Penghargaan Gedung Pencakar Langit Baru Terbaik di Dunia

Selain hotel di Singapura, beberapa bangunan lain di Asia juga mendapat penghargaan


Malaysia Jadi Penyumbang Terbesar Wisman di Indonesia Periode Januari - Agustus 2024

1 hari lalu

Ilustrasi wisatawa asing. Dok. Kemenparekraf
Malaysia Jadi Penyumbang Terbesar Wisman di Indonesia Periode Januari - Agustus 2024

Beberapa faktor yang mendorong tingginya wisman Malaysia antara lain kedekatan geografis, kesamaan budaya, serta fasilitas pariwisata


Peneliti BRIN Bagikan Kiat Memilih Pemimpin dalam Pilkada Era Digital, Apa Saja?

1 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Peneliti BRIN Bagikan Kiat Memilih Pemimpin dalam Pilkada Era Digital, Apa Saja?

Tiga tip memilih pemimpin dalam Pilkada 2024.


Peneliti BRIN Ungkap 5 Kelompok Keong Darat yang Biasa Jadi Obat Tradisional

3 hari lalu

Hama keong. ANTARA/Yusran Uccang
Peneliti BRIN Ungkap 5 Kelompok Keong Darat yang Biasa Jadi Obat Tradisional

Tak hanya tradisional, global pun telah mengenal dan memanfaatkan keong darat dalam penelitian bidang kuliner, obat, dan kosmetik.


5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

3 hari lalu

Siput
5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menyebut lima kelompok keong darat di Indonesia yang berpotensi dimanfaatkan menjadi obat herbal. Apa saja manfaatnya?